"Outsourching akan diperketat sehingga tidak merajalela bahkan dibatasi kalau bisa dihilangkan," kata Muhaimin saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan ke PT Keramik Kemenangan Jaya, Bogor, Minggu.
Penghapusan sistem kerja kontrak dalam beberapa tahun terakhir menjadikan tuntutan kelompok buruh dalam setiap aksi unjuk rasa di Hari Buruh atau "May Day".
Selain membatasi sistem kerja kontrak, Menakertrans juga berkomitmen untuk mendorong polisi dan kejaksaan mengawasi
jalannya pemberangusan serikat pekerja dan meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan kerja buruh melalui jamsostek.
Sementara itu terkait aksi memperingati "May Day", Muhaimin berharap aksi dilaksanakan dengan tertib dan aman serta menjadi forum kebersamaan serikat buruh, pengusaha, dan masyarakat pada umumnya.
Menurut dia, selain diperingati dengan aksi unjuk rasa, "May Day" juga diperingati dengan bakti sosial.
"Bagi yang menjalankan demonstrasi supaya tertib aman," katanya.
Ia berjanji pemerintah akan mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan dengan baik sehingga peringatan May Day tidak menjadi ajang konflik.
Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani dengan didampingi oleh Menakertrans, Menteri Kesehatan, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Mensesneg Sudi Silalahi dan Menteri Perindustrian M Hidayat melakukan peninjauan ke PT Keramik Kemenangan Jaya yang terletak di kecamatan Gunung Putri, Bogor, sekitar 15 menit dari kediaman pribadi Presiden di Puri Cikeas Indah.
PT Industri Keramik Kemenangan Jaya dibentuk pada 1994. Saat ini Group Kemenangan telah memiliki kapasitas produksi maksimal mencapai 14 juta meter persegi per tahun dan mempekerjakan 1.140 orrang karyawan.
Produk utamanya adalah keramik Centro yang telah diekspor ke Malaysia, Korea, China, Srilanka, Filipina, Mauritius dan beberapa negara di Timur Tengah.
Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011