Damaskus (ANTARA News) - Seorang pejabat senior Hamas diberhentikan sebagai "tidak berdasar" atas tuduhan yang diterbitkan oleh surat kabar yang berbasis di London bahwa Hamas sedang memikirkan untuk memindahkan kantornya dari Damaskus ke Qatar karena kerusuhan baru-baru ini di Suriah.

Sebuah pernyataan yang diperoleh Xinhua, Izzat Risheq, anggota biro politik Hamas, mengatakan bahwa Hamas masih bekerja di Damaskus, dan menegaskan bahwa "tidak ada perubahan dalam posisi kami di Damaskus," demikian lapor Xinhua-OANA.

Sebelumnya, surat kabar Al-Hayat mengatakan bahwa Hamas telah memutuskan akan meninggalkan Suriah dan bahwa Qatar telah menyetujui untuk menjadi tuan rumah gerakan, setelah Mesir dan Yordania menolak untuk menerimanya.

Suriah telah didera oleh lebih dari enam pekan protes anti-pemerintah dengan meningkatnya seruan-seruan untuk menyapu reformasi.

Pemerintah telah membuat banyak gerakan untuk memadamkan aksi-aksi protes itu dan menyalahkan kekerasan yang meningkat tersebut kepada preman-preman bersenjata dan konspirasi asing.

Suriah adalah penampungan bagi 11 kelompok oposisi Palestina dan juga rumah bagi 500.000 pengungsi Palestina. (AK/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011