Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merespons cepat bencana guguran awan panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, melalui evakuasi penduduk hingga mengirim bantuan kemanusiaan.
"Sebagai respons cepat kejadian guguran awan panas tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepanjang daerah aliran Sungai Mujur dan Curah Kobokan," kata Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto, saat menyampaikan keterangan pers yang diikuti melalui YouTube BNPB di Jakarta, Sabtu.
Suharyanto mengatakan anggota BPBD Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro dan Pronojiwo untuk memantau situasi, melakukan pendataan, hingga aksi cepat dan tindakan lain evakuasi yang diperlukan dalam penanganan darurat.
Selanjutnya BPBD Lumajang saat ini mengupayakan pendirian sejumlah titik pengungsian sektoral bagi para korban di lapangan, yakni di Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
"Lokasi pengungsian yang saat ini ada dan sudah terisi ada di tiga desa dan di dua kecamatan, yaitu Desa Supiturang dan Desa Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro.
Suharyanto mengatakan pada Sabtu malam ini pihaknya sudah mengirim Tim Reaksi Cepat untuk mendampingi BPBD Lumajang dan BPBD Jawa Timur yang bergerak bersama unsur dari Kementerian Kesehatan.
Tim Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) bersama BNPB diberangkatkan ke lokasi kejadian pukul 21.00 WIB melalui jalur darat untuk mengantarkan bantuan logistik berupa tenda 6x12 meter, masker kain, masker medis, masker N95 dan cairan penyanitasi tangan.
Baca juga: Puluhan warga alami luka bakar akibat letusan Gunung Semeru
"Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya di lokasi terdampak, agar tetap tenang, waspada dan terus mengikuti informasi dari pemerintah dalam hal ini Pusat Vulkanologi, BNPB dan aparat pemerintah lainnya," katanya.
Baca juga: Sejarah letusan Gunung Semeru terekam sejak Tahun 1818
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Dusun Poncokusumo melaporkan kronologi kejadian getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat pada Sabtu (4/12) mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 mm.
"Pada pukul 15.10 WIB Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Desa Besuk Kobokan beraroma belerang," kata Suharyanto.
Baca juga: Kabupaten Malang diguyur hujan abu vulkanik letusan Gunung Semeru
Berdasarkan catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi, kata Suharyanto, guguran lava pijar teramati 500 sampai 800 meter dengan pusat guguran kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021