Jakarta (ANTARA News) - Keterhubungan kawasan Asia Tenggara dan usaha untuk memajukan kontak antar masyarakat negara anggota ASEAN termasuk topik yang akan dibicarakan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-18 yang akan dilangsungkan di Jakarta pada 7-8 Mei mendatang.
"Dukungan masyarakat dalam kawasan terhadap terbentuknya konektivitas ASEAN sangat vital. Maka dari itu, selain mengadakan pertemuan antara kepala negara/pemerintahan dan pejabat tinggi ASEAN, panitia juga menyelenggarakan beberapa kegiatan yang sifatnya mengakomodir kontak antar-masyarakat ASEAN," Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN dari Kementerian Luar Negeri Indonesia Djauhari Oratmangun mengatakan di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, dalam pelaksanaan KTT ASEAN mendatang akan ada beberapa acara diluar pertemuan resmi pejabat tinggi ASEAN antara lain perkemahan pemuda ASEAN, pameran perhiasan negara-negara ASEAN, festival band rock ASEAN dan pertemuan para jurnalis ASEAN.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, Freddy H Tulung, menyatakan selama pelaksanaan KTT ASEAN ke-18, Indonesia akan mengadakan sekitar 200 kegiatan yang berlokasi di 16 provinsi. Kegiatan akan mencakup pertemuan ASEAN tingkat menteri dan puncaknya dengan KTT dari 10 pemimpin negara-negara anggota ASEAN 7-8 Mei.
Selain itu, akan ada ASEAN Jazz Festival, Festival Kuliner ASEAN dan ASEAN Pertemuan Jurnalis juga akan digelar, menurutnya.
KTT ASEAN 18 akan diawali dengan Konferensi Bisnis ASEAN-Uni Eropa dan Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN dengan Komisaris Perdagangan Uni Eropa pada 5 Mei mendatang. Pada 6 Mei terdapat tiga agenda yakni pertemuan antara anggota Dewan Komunitas Politik dan Kemanan ASEAN (APSC), pertemuan anggota Dewan Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) dan pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM).
Acara tahunan KTT ASEAN biasanya membahas berbagai isu regional antara lain ekonomi dan pembangunan budaya dari negara-negara Asia Tenggara. Sejauh ini ASEAN telah menyelenggarakan 17 kali KTT dengan pertama kali diadakan pada bulan Februari tahun 1976 di Bali.
(A051/O001)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011