Padang (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, pihaknya sudah membuat program dalam upaya menopang peningkatan penanaman modal, dinamakan promosi bersama.
"Program sudah mulai dilaksanakan dengan sejumlah provinsi, di antaranya Kalimantan Timur, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, NTB, Papua, Sumatera Selatan," katanya dalam forum investasi Provinsi Sumbar, di Padang, Jumat.
Gita menjelaskan, program promosi bersama sangat memberi dampak terhadap peningkatan investasi di seluruh provinsi di Indonesia.
Justru itu, diharapkan pada tahun ini Sumbar bisa ikut serta dalam menjalankan program promosi bersama itu, makanya diajak kepala daerah dan kalangan pengusaha.
Tujuannya supaya pengemasan promosi investasi Sumbar ke depan kemasan bisa dilakukan secara kolektif dan bisa saling belajar bagaimana mempromosikan Indonesia secara umum.
Menurut Gita, Indonesia mengalami momentum yang luar biasa, meski disegi iklim investasi sangat disadari, di antaranya soal ancaman gempa, tsunami, korupsi dan persepsi lainnya.
Namun, jangan lupa banyak sisi positif yang ada pada Indonesia belum terpromosikan, makanya perlu dikemas sehingga bisa dikomunikasikan dengan para komunitas pengusaha dalam maupun luar negeri.
Gita mengatakan, enam bulan hingga 12 ke depan Indonesia bisa mendapatkan peringkat investasi dari penilaian sejumlah lembaga internasional yang kredibel dalam penilai perusahaan dan lainnya.
Indonesia saat ini masih berada peringat BB minus, dan diharapkan dengan rentang waktu beberapa bulan ke depan bisa mencapai BBB minus atau BBB plus.
"Baik BBB minus atau BBB plus, yang penting sudah tiga B-nya sudah menujukan Indonesia para peringkat investasi koridor baik. Jika ini tercapai sehingga menjadi modal luar biasa untuk citra investasi masa mendatang," katanya.
Kesempatan itu, Kepala BKPM RI menyampaikan juga bahwa dari realisasi investasi pada 2010 sudah menunjukan peningkatan Rp208 triliun untuk seluruh Indonesia.
Dari jumlah nilai realisasi itu, katanya, sebesar Rp160 triliun merupakan Penanaman Modal Asing (PMA), hanya sekitar Rp20 triliun yang di sektor pertambangan.
Sedangkan sekitar Rp140 triliun merupakan dana masuk untuk kepentingan bidang infrastruktur, manufaktur, makanan/minuman dan logistik, serta agrobisnis.
"Semakin besar realisasi di sektor infrastruktur, logistik, manufaktur dan makanan ini, tentu lebih berguna untuk kita semua dalam mendorong peningkatan ekonomi rakyat," katanya.
Selain itu, patut juga menjadi suatu kebanggan melihat realisasi PMDN yang meningkat dilihat pada sisi relatif maupun obsolut. Peningkatan lebih tinggi sisi obsolut sebesar 29 persen dari total realisasi investasi Indonesia 2010 sebesar Rp208 triliun lebih.
Artinya telah terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2009) berada di bawah 28 persen, mesti satu persen tetapi jangan lupa bahwa pergerakan baru dari Rp133 triliun pada 2009 menjadi Rp208 triliun pada 2010.
"Sistem pelayanan investasi sangat berkolerasi dengan realisasinya. Makanya diimbau untuk meng-online-kan PTSP sistem perizinan eletronik ke kabupaten/kota, sehingga bisa lebih cepat melakukan pendataan, kerjasama maupun promosi bersama," kata Gita mengakhiri.(*)
(T.KR-SA/B012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011