Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia berkomitmen untuk menjadi organisasi yang berkomitmen dengan pemanfaatan nol emisi (Net Zero Organization) pada 2060 atau lebih cepat.
"KADIN sebagai perwakilan dunia bisnis memiliki peranan sentral untuk membantu mendorong Indonesia mencapai komitment Nationally Determined Contribution (NDC) yang telah disampaikan melalui Paris Agreement dan kembali ditegaskan pada rangkaian acara Conference of Parties (COP) 26 di Glasgow," kata Ketua Umum KADIN M. Arsjad Rasjid dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Komitmen sebagai net zero organization merupakan salah bentuk aksi pelaksanaan salah satu pilar utama program KADIN yang disampaikan pada gelaran Rapimnas 2021 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.
Menurut Arsjad, komitmen pengurangan emisi karbon ini penting mengingat Net Zero merupakan revolusi industri yang mulai terjadi di negara-negara lain.
"Kita tentu tidak bisa memilih untuk hanya wait and see, atau hanya terus memberikan wacana-wacana positif akan net zero, tetapi harus melakukan aksi dan langkah nyata, menggerakkan setiap industri untuk menyambut revolusi industri ini," katanya.
Terkait inisiatif net zero, Arsjad memastikan KADIN nantinya akan meluncurkan Net Zero Hub yang memiliki peran sentral untuk mengajak setiap perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan pemimpin di Indonesia, untuk turut membuat komitmen net zero.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan KADIN Indonesia Muhammad Yusrizki mengatakan komitmen atas net zero tidak eksklusif hanya dimiliki oleh KADIN, atau dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar, apalagi gerakan ini makin mengglobal di tingkat dunia.
"Gerakan net zero adalah gerakan inklusif yang tidak terbatas pada industri atau sub-industri tertentu, tetapi menjangkau seluruh dunia usaha Indonesia, dari korporasi besar hingga UMKM. Tentunya langkah yang diperlukan berbeda bagi setiap perusahaan, bahkan perusahaan pada industri yang sama akan memerlukan langkah yang berbeda sesuai dengan profil usaha mereka masing-masing," katanya.
Untuk itu, menurut dia, KADIN meluncurkan Net Zero Hub sebagai nukleus gerakan net zero bagi sektor usaha di Indonesia. Gerakan ini, lanjut dia, juga memerlukan pemimpin industri yang agile dan flexible untuk menjawab tantangan net zero, sekaligus menciptakan peluang dan nilai.
Lebih lanjut, Yusrizki menjelaskan bahwa KADIN Net Zero Hub akan memiliki tiga aspek kunci yaitu sebagai inisiatif strategis KADIN, sebagai pusat publikasi KADIN terkait net zero dan sebagai jembatan antara dunia usaha dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah.
"Sebagai inisiatif strategis KADIN, Net Zero Hub akan mengajak dan membantu dunia usaha dalam perencanaan komitmen net zero. KADIN juga akan memanfaatkan jaringan internasional yang kami miliki untuk membawa pihak-pihak internasional yang memiliki concern terhadap net zero, dan perubahan iklim, untuk turut mendukung dan berkolaborasi dengan sektor usaha di Indonesia," katanya.
Ia juga memastikan upaya yang tidak kalah penting adalah menjembatani antara inisiatif, target, dan mekanisme yang dimiliki oleh pemerintah dengan kesiapan dan kompetensi dunia usaha.
"Kita tidak mau inisiatif yang telah dirancang dan dijalankan oleh Pemerintah tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh dunia usaha. KADIN percaya bahwa di setiap tantangan untuk mencapai net zero, selalu ada peluang untuk menciptakan nilai tambah," kata Yusrizki.
Baca juga: Airlangga dorong Kadin manfaatkan momentum Presidensi G20
Baca juga: Kadin Indonesia siapkan peta jalan Indonesia Emas 2045
Baca juga: Presiden minta dukungan Kadin detailkan kebijakan pemerintah
Pewarta: Satyagraha
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021