Penghargaan ini menjadi dorongan bagi PKT untuk terus melakukan upaya terbaik dalam aktivitas bisnis perusahaan, mulai penerapan industri hijau secara berkelanjutan, hingga pengembangan teknologi berbasis Industri 4.0

Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) menerima penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek) 2021 dari Kemenperin, karena dinilai konsisten meningkatkan kemampuan teknologi industri nasional berkelanjutan, serta memperkuat daya saing melalui pengembangan riset dan teknologi bernilai tinggi.

“Penghargaan ini menjadi dorongan bagi PKT untuk terus melakukan upaya terbaik dalam aktivitas bisnis perusahaan, mulai penerapan industri hijau secara berkelanjutan, hingga pengembangan teknologi berbasis Industri 4.0,” ujar Direktur Keuangan dan Umum PKT Qomaruzzaman, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dijelaskannya, secara spesifik penghargaan ini diberikan atas keberhasilan inovasi PKT dalam menciptakan teknologi Low Pressure Ammonia Absorber di Pabrik Urea PKT-4, sehingga mampu meningkatkan efisiensi energi dan meminimalkan emisi gas amoniak.

Melalui inovasi ini, amoniak yang terserap akan didaur ulang ke unit sintesa, sehingga terjadi peningkatan produksi Urea hingga 14 ton per hari dan penurunan Ammonia Losses 7 ton per hari. Selain berdampak pada efisiensi energi, inovasi ini secara tidak langsung juga berdampak pada penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta penghematan gas alam untuk memproduksi amoniak.

Inovasi ini juga sebagai langkah PKT mengimplementasikan prinsip industri hijau secara signifikan dan berkesinambungan, yang mencakup efisiensi energi, efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong hingga efisiensi pemakaian air.

“PKT juga menerapkan inovasi teknologi yang mengacu pada 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery) pada proses produksi, dibarengi penggunaan energi baru terbarukan serta pemenuhan baku mutu lingkungan pada limbah cair maupun emisi,” kata Qomaruzzaman.

Lebih lanjut, pengembangan inovasi menjadi salah satu upaya PKT untuk meningkatkan efisiensi sekaligus daya saing perusahaan di kancah nasional maupun global, serta mendorong efektivitas pabrik dan perangkat pendukung lainnya, yang diciptakan secara mandiri.

Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan penghargaan ini sebagai apresiasi bagi pelaku industri yang konsisten menciptakan dan memanfaatkan teknologi baru, untuk meningkatkan kualitas produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Langkah ini sebagai bagian dari upaya Kemenperin mendorong industri nasional melakukan penciptaan teknologi baru, agar mampu menjadi tuan di negeri sendiri dan kompetitif hingga kancah internasional.

“Rintisan teknologi industri merupakan salah satu wujud nyata implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0, untuk menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2030,” kata Agus.

Pemerintah secara proaktif terus memacu pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing melalui berbagai instrumen, baik berupa kebijakan maupun pemberian fasilitas fiskal maupun nonfiskal.

Apalagi sektor industri manufaktur selama ini konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. “Untuk mencapai target 10 negara perekonomian terbesar di dunia, diperlukan terobosan bidang industri dengan memanfaatkan perkembangan teknologi mutakhir, karena tidak cukup hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi secara organik,” ujar Menteri Agus.

Baca juga: Pupuk Kaltim raih Penghargaan Industri Hijau 2021 untuk ke-9 kali
Baca juga: Kinerja unggul Pupuk Kaltim dijadikan model industri Tanah Air
Baca juga: Pupuk Kaltim raih penghargaan Asia Sustainability Reporting Rating

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021