Sebelumnya dimakamkan, jenazah anak dari pasangan suami istri Yatiman dan Fatimah dishalatkan di Masjid Al-Ikhlas yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah duka.
Pemakaman yang berlangsung haru itu dihadiri orang tua korban, sanak keluarga, warga setempat, anggota TNI Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL).
"Saya sedih sekali atas kematian anak saya tetapi ini sudah takdir. Semoga amal ibadah anak saya diterima disisi-Nya," kata Yatiman.
Yatiman mendengar kematian anaknya dari layanan pesan singkat (SMS) yang dikirim oleh orang tua teman putranya.
Dalam pesan itu menyatakan kalau korban sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.
"Kemudian saya menelepon balik nomor yang di SMS itu tetapi ia tidak menceritakan sejujurnya ketika ditanya bagaimana kondisi anak saya. Ia menyarankan saya supaya menghubungi langsung Danramil," ucapnya.
Ternyata putra kesayangannya telah meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih di area kebun tebu kawasan Lanut Adisutjipto Yogyakarta di Dusun Wotgaleh, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta.
Sersan Karbol Habibur Rahman masuk pendidikan TNI AU pada 2009 dan sejak kecil dia memang bercita-cita menjadi tentara.
Habibur Rahman merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan keluarga Yatiman dan Fatimah.
Yatiman sehari-hari menjabat Kepala Sekolah di SDN Patereman II, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan.
Jenazah korban pesawat itu tiba di rumah orang tuanya sekitar pukul 11.30 WIB, disambut isak tangis keluarganya bahkan ada seorang keluarga yang tidak sadarkan diri.
Korban bersama pesawat latih jatuh di area kebun tebu di kawasan Lanut Adisutjipto Yogyakarta di Dusun Wotgaleh, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta, pada Kamis (28/4) sekitar pukul 15.45 WIB.
Dua korban tewas dalam peristiwa jatuhnya pesawat latih capung jenis Glider G-611 itu, yakni Korban AAU Sertu Ninang dan Sersan Karbol Habibur Rahman.
Sertu Ninang sebagai instruktur terbang layang sedangkan Sersan Karbol Habibur Rahman merupakan anak latih.
(KR-ZIZ/B009)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011