Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan akan terjadi peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam waktu sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia.

“Dalam sepekan ke depan, diprakirakan ada potensi peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Indonesia, karena kita pantau aktifnya MJO, Gelombang Kelvin dan Rossby tadi,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab dalam konferensi pers bertajuk “Kebencanaan November dan Kesiapsiaagaan di Akhir Tahun 2021” yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Fachri menjelaskan, meningkatnya potensi itu disebabkan oleh adanya dinamika fenomena pada atmosfer di Indonesia, seperti Maden Jullian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Gelombang Rossby pada Dasarian 1 Desember terlihat cukup aktif.

Hal itu kemudian menyebabkan awan-awan hujan tumbuh secara signifikan di wilayah Indonesia.

Baca juga: BMKG: Siklon tropis di wilayah Papua beri dampak tidak langsung

Baca juga: BMKG: Sejumlah provinsi alami peningkatan awan hujan

Akibatnya, terdapat beberapa wilayah yang diprakirakan akan mengalami potensi itu seperti di daerah Laut Jawa pada tanggal 4 Desember 2021. Sedangkan Kalimantan bagian selatan di pesisir barat, Sumatera bagian selatan juga Jawa bagian barat akan mengalami hal serupa di tanggal 5 Desember 2021.

Selain itu, dia mengatakan Negara juga harus mewaspadai periode pertumbuhan siklon tropis di wilayah bagian selatan Indonesia.

“Memang saat ini antara bulan April hingga November adalah periode pertumbuhan siklon tropis di selatan. Dari beberapa catatan kejadian di Indonesia memang dari 2008 hingga 2021 ada terus. Artinya, frekuensi semakin intens tiap tahun,” ucap dia.

Menurutnya, siklon tropis yang harus paling diwaspadai adalah siklon tropis yang tumbuh di perairan Samudera Hindia bagian Selatan Indonesia. Khususnya selatan Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur atau sebelah Utara Australia.

Ia turut menegaskan tidak berarti siklon tropis di tempat lain tidak memberikan dampak. Adanya Siklon Tropis Nyatoh di sekitar Filipina juga memberikan dampak tidak langsung terutama di daerah Indonesia bagian utara.

Oleh sebab itu, meskipun Indonesia belum mencapai puncak musim hujan, dia menekankan semua warga negara untuk terus meningkatkan kewaspadaan saat memasuki puncak musim hujan, terutama jika hujan turun dengan durasi yang cukup lama.

“Tipikal dari musim hujan adalah hujan dengan durasi yang lama. Itu yang perlu jadi kewaspadaan kita,” ujar dia.*

Baca juga: BMKG prediksi gelombang tinggi dampak cuaca ekstrem di Kalbar

Baca juga: Waspadai potensi hujan disertai petir di Jaksel dan Jaktim

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021