Jakarta (ANTARA News) - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan laba kuartal pertama 2011 Rp346,6 miliar, melonjak 71 persen dibandingkan periode sama 2010 yang sebesar Rp201,9 miliar.

Sementara laba bersih per saham (earning per share/EPS) tercatat sebesar Rp36,39, sementara pada periode sama tahun lalu Rp21,20.

Sekretaris Perusahaan Antam, Bimo Budi Satrio, dalam siaran pers di Jakarta Jumat mengatakan, peningkatan itu terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan komoditas feronikel dan harga jual.

"Menyusul peningkatan permintaan komoditas nikel yang mendorong peningkatan volume penjualan, pendapatan tidak diaudit Antam pada kuartal pertama tahun ini melonjak 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2010 menjadi Rp1,99 triliun," kata dia.

Pada kuartal pertama, papar dia, volume penjualan feronikel naik 33 persen menjadi 2.209 TNi seiring dengan kenaikan permintaan pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode yang sama tahun 2010.

"Meski demikian, volume penjualan feronikel seharusnya dapat lebih tinggi mengingat masih adanya pengiriman feronikel dalam perjalanan," kata dia.

Sementara, pengapalan feronikel ke konsumen Antam di Eropa tertunda karena pada tanggal 16 Maret 2011, kapal kargo MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang mengangkut komoditas feronikel dibajak di sekitar perairan Somalia.

"Meski terjadi pembajakan yang menyebabkan tertundanya pengiriman feronikel ke konsumen di Eropa, komoditas feronikel Perusahaan telah dilindungi dengan asuransi kerugian secara penuh terhadap kemungkinan kehilangan dan kerusakan kargo," paparnya.

Produksi Emas

Dengan tidak adanya lagi kegiatan trading untuk menurunkan risiko fluktuasi harga emas yang sulit diprediksi, maka volume penjualan emas mencapai 1.730 kg atau turun 16 persen dibandingkan kuartal I tahun 2010.

Tercatat volume produksi emas baru mencapai 15 persen dari target tahun 2011 atau sebesar 588 kg. Capaian produksi emas turun 14 persen dibandingkan kuartal I 2010 karena penurunan kadar bijih dibandingkan dengan 2010 di Pongkor serta belum dilakukannya penambangan di vein yang diinginkan di Cibaliung.

"Meski terjadi penurunan volume penjualan, peningkatan harga sebesar 26 persen menjadi 1.411,24 dolar AS per toz menjadikan pendapatan dari emas naik tipis 1 persen menjadi Rp698 miliar," papar Bimo.

Sementara, lanjut dia, dengan peningkatan penjualan yang tajam, laba kotor Antam naik sebesar 32 persen dibandingkan kuartal I 2010 menjadi Rp626 miliar dengan nilai marjin kotor sebesar 31 persen dibandingkan 29 persen di kuartal pertama 2010.

"Harga pokok penjualan Antam tercatat naik 16 persen menjadi Rp1,4 triliun terutama didorong kenaikan biaya pemakaian bahan bakar sebesar 26 persen menjadi Rp284 miliar dan biaya pemakaian bahan sebesar 47 persen menjadi Rp148 miliar," katanya.

Peningkatan kedua komponen biaya ini, lanjut Bimo, seiring dengan peningkatan produksi feronikel.

Sementara, tercatat laba usaha Antam juga melonjak 36 persen menjadi Rp470 dengan nilai marjin usaha sebesar 24 persen, lebih besar dibandingkan marjin usaha pada kuartal I 2010 sebesar 21 persen.

Bimo memaparkan, pada kuartal I 2011, Antam telah menyajikan laporan keuangan perusahaan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru yang efektif berlaku per 1 Januari 2011 yang telah mengacu pada International Financial Reporting Standard (IFRS).

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011