Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Taiwan sejak 1 Juli 2009 memiliki pusat pengaduan (call center) bagi tenaga kerja asing termasuk tenaga kerja Indonesia. Pusat pengaduan itu beroperasi 24 jam per hari dengan nomor 1955.

Pusat pengaduan itu melayani empat bahasa yakni Bahasa Indonesia, Inggris, Thailand, dan Vietnam, kata General Manager Pusat Pengaduan 1955 David Huang kepada Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat.

Seperti disampaikan Tenaga Profesional Kepala BNP2TKI Bidang Komunikasi Publik Mahmud F Rakasima melalui surat elektronik dari Taiwan, Jumat, bahwa pusat pengaduan 1955 itu berada pada CLA (Council of Labor Affair) di bawah Kementerian Tenaga Kerja Taiwan.

Pusat pengaduan 1955 itu, kata David, ditangani 24 operator yang bertugas masing-masing delapan orang dalam satu putaran jam kerja dan memiliki delapan pengawas untuk menindaklanjuti berbagai kasus tenaga kerja asing untuk ditangani langsung oleh pejabat berwenang yang melibatkan kepolisian, kantor tenaga kerja di tiap wilayah , dan imigrasi.

Pusat pengaduan 1955 juga dapat memanggil agen penyalur tenaga kerja di Taiwan maupun majikan sehingga permasalahan yang diadukan TKI dan tenaga kerja asing lainnya bisa segera diselesaikan.

"Call Center 1955 menetapkan proses penanganan kasus ataupun pengaduan dalam 90 hari, namun rata-rata 30 hari telah terselesaikan," kata David.

Dalam sehari, pusat pengaduan 1955 sedikitnya menerima 1.000 telepon dan pada umumnya berasal dari TKI.

"Call Center ini memang sangat dikenal oleh TKI," ujarnya.

Ia menambahkan, 95 persen penelepon untuk konsultasi, 4,5 persen pengaduan kasus umum, serta 0,5 persen berupa penyampaian kasus darurat.

"Kasus umum TKI seperti gaji tidak dibayar, kerja tidak sesuai perjanjian, pemotongan gaji yang tidak selayaknya baik oleh agensi atau majikan, upah lembur tidak dibayar, selain kasus pindah majikan. Sedangkan kasus darurat terdiri pelecehan seksual dan dipulangkan tiba-tiba oleh majikan," kata David.
(B009/F002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011