PDI Perjuangan kehilangan salah satu tokoh senior.."
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo menilai almarhum Mayjen TNI (Purn) Theo Syafei adalah sosok yang tegas, berani, dan profesional.
"PDI Perjuangan kehilangan salah satu tokoh senior yang telah banyak menyumbangkan konsep-konsep serta pemikiran strategis untuk kemajuan partai," kata Thahjo Kumolo melalui telepon selulernya, Jumat.
Di mata Tjahjo, Theo adalah figur bapak, guru, komandan, dan teman baik yang selalu mengingatkan temannya jika ada langkah yang salah dengan caranya yang tenang.
Menurutnya, Theo Syafei adalah sosok anggota TNI yang profesional dan memiliki pengalaman lengkap baik di bidang operasi militer, teritorial, intelijen, maupun sosial politik.
"Saya mengenal Pak Theo Syafei sejak belau berpangkat kolonel dan saat menjabat Panglima Operasi Timor Timur serta saya sebagai Ketua Umum KNPI. Sejak saat itu, kami mulai berdiskusi secara terbuka," katanya.
Tjahjo juga menilai, Theo Syafei adalah sosok yang berbicara seperlunya.
Ia mencontohkan, ketika masih aktif di jajaran pimpinan TNI, Theo Syafei berani mengundang Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk berbicara di forum pendidikan TNI, dengan segala resikonya pada saat itu.
"Pak Theo adalah figur yang selalu kritis dan berpihak kepada masyarakat yang tertindas," katanya.
Setelah purnawirawan dari TNI dan aktif di PDI Perjuangan, Theo Syafei pernah menduduki jabatan salah satu ketua di DPP PDI Perjuangan.
Theo Syafei lahir di Makassar Sulawesi Selatan, 30 Juni 1941.
Theo meninggalkan seorang istri Suismiati serta empat anak yakni Andi Widjajanto, Wisnu Gautama, Shinta Devanagari, dan Rizal Rinaldi.
Ketika berkarir di militer pernah menduduki jabatan Panglima Kodam IX/Udayana di Bali serta Panglima Komando pada 1993-1994 serta Komandan Sekolah Staf dan Komando 1994-1995. (*)
R024/A041
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011