Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan insentif untuk investasi industri bahan baku dan barang modal guna mendorong investor masuk ke sektor tersebut.
"Selama ini kita mengabaikan investasi barang modal dan bahan baku, sehingga setiap kali investasi industri nasional meningkat, naik pula impornya," kata Menperin MS Hidayat di sela-sela kunjungan ke pameran sepatu, kulit, dan fashion di Jakarta, Kamis.
Akibatnya, lanjut Menteri Perindustrian MS Hidayat, industri di dalam negeri sangat tergantung pada bahan baku dan barang modal impor.
"Itu yang mau kami tanggulangi. Kami sedang siapkan perangkatnya," ujar Hidayat. Salah satu fasilitas yang sedang disiapkan adalah tax allowance.
Lebih jauh ia juga mengatakan akan melakukan tata niaga bahan baku yang ada di Indonesia agar tidak diekspor, di tengah industri dalam negeri membutuhkan bahan baku tersebut, seperti untuk rotan dan kulit.
"Kami mau atur tata niaganya (bahan baku) sepanjang masih dibutuhkan industri dalam negeri akan disediakan. Baru kalau tersisa, diekspor," kata Hidayat.
Namun, ia juga mengingatkan agar produsen bahan baku tetap untung meskipun menjual produknya di dalam negeri.
"Jangan beli di dalam negeri terus murah," ujarnya.
Ketua Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) Haryono, mengatakan pihaknya selama ini kekurangan bahan baku kulit.
Saat ini Indonesia memiliki 67 pabrik dan 120 industri penyamakan kulit di perumahan, dengan total kapasitas terpasang mencapai lima juta lembar kulit sapi dan 100 juta lembar kulit domba/kambing.
(R016)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011