Jakarta (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp245 miliar selama kuartal I tahun 2011.

"Laba bersih selama kuartal satu 2011 sebesar Rp245 miliar," kata Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Iqbal Lantaro di Jakarta, Kamis.

Ia menyebutkan, dengan angkat itu berarti naik 1,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2010 yang sebesar Rp241 miliar.

Menurut dia, laba bersih hanya naik 1,54 persen antara lain karena biaya dana yang mengalami kenaikan menyusul kenaikan BI rate dan bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) padahal BTN tidak menaikkan bunga kredit.

Penyebab lain, lanjut Iqbal, adalah adanya langkah perusahaan yang mengembangkan jaringan yang cukup banyak selama kuartal I 2011.

"Selama tiga bulan hingga Maret, kami membuka 111 kantor kas. Ini memerlukan biaya besar sehingga laba bersih mengalami perlambatan," kata Iqbal.

Sementara itu mengenai kinerja penyaluran kredit, Iqbal mengatakan, selama kuartal I 2011 penyaluran kredit baru mencapai Rp4,51 triliun dibanding periode yang sama 2010 sebesar Rp4,55 triliun.

"Penyebab melambatnya penyaluran kredit antara lain karena selama kuartal pertama pengembang masih menunggu kejelasan penanganan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) yang dialihkan ke daerah," katanya.

Ia menyebutkan, porsi penyaluran kredit pemilikan rumah mencapai 90,5 persen sementara non rumah mencapai 9,5 persen.

Sementara itu aset BTN per 31 Maret 2011 mencapai Rp70,25 triliun, total outstanding kredit sebesar Rp53,39 triliun, kredit bermasalah tercatat 3,39 persen, dana pihak ketiga mencapai Rp48,40 triliun.

Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 17,13 persen, net interest margin 5,47 persen, return on asset 1,93 persen, dan return on equity 15,73 persen.

"Kami optimis bahwa rasio-rasio keuangan BTN akan lebih baik pada akhir 2011," kata Iqbal.

Ia juga mengatakan bahwa BTN terus berkomitmen untuk tetap berada pada posisi 10 bank terbesar di Indonesia.

"Perseroan akan tetap konsisten dalam pemenuhan kebutuhan rumah rakyat yang menjadi bisnis inti BTN," kata Iqbal.

(A039/B012)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011