Jeddah (ANTARA News) - Prosentase jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di luar pelayanan kesehatan pada musim haji tahun 2006 cukup tinggi yakni mencapai 48 persen dari total 68 orang jemaah yang meninggal dunia di Arab Saudi hingga Senin (2/1). "Ini cukup mengkhwatirkan mengingat belum dimulainya puncak pelaksanaan haji di Padang Arafah yang umumnya bisa menjadi penyebab kematian jemaah," kata Wakil Ketua II Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang Pelayanan Kesehatan dr Azimal, dalam rapat yang dipimpin Amirul Haj Prof HA Malik Fadjar di Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) Jeddah, Selasa. Hadir dalam rapat tersebut Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Salim Segaf al Jufri, Konjen RI di Jeddah Tadjuddin Noer dan unsur pimpinan Daerah Kerja (Daker) Makkah, Madinah dan Jeddah. Nampak pula Ketua Komisi VIII DPR Hazrul Azwar. Menurut Azimal, jemaah haji yang meninggal dunia di luar pelayanan kesehatan tim dokter itu antara lain ada yang meninggal dunia di jalan, masjid, dan lokasi lain yang kurang terpantau oleh petugas haji. Salah satu penyebabnya, lanjutnya, adalah keterbatasan petugas kesehatan kloter yang pada musim haji tahun ini dikurangi dari tiga petugas menjadi dua petugas, dokter dan paramedis. "Pada musim haji tahun lalu kita punya tiga petugas medis kloter dengan beban kerja 36 jam per hari. Nah, dengan pengurangan petugas praktis akan menambah beban kerja. Inilah yang membuat pengawasan jemaah dalam kondisi kritis relatif kurang," katanya. Penyebab lainnya adalah menyebarnya maktab atau pondokan di Mekkah yang relatif jauh dari Masjidilharam. Azimal menambahkan, pada musim haji tahun ini ada tren meningkatnya kualitas penyebab kematian. Jemaah haji yang meninggal akibat serangan jantung relatif banyak yang berusia muda. "Setidaknya ada dua orang jemaah yang berusia 40 tahun meninggal akibat serangan jantung," katanya. Hingga kemarin, jemaah sakit jantung yang dirujuk ke RS di Arab Saudi dan bersiap menjalani operasi berjumlah empat orang. Sedangkan keluhan penyakit jemaah haji yang datang ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) didominasi oleh penyakit THT, diikuti dengan penyakit saluran pencernaan, jantung, paru, dan gigi-mulut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006