Jadi kita ketahui Afrika Selatan didominasi Delta, dan sekarang muncul Omicron yang cepat juga mendominasi di sana.
Jakarta (ANTARA) -
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengingatkan, penyebaran kasus COVID-19 di Afrika Selatan meningkat cukup cepat seiring munculnya varian COVID-19 Omicron.

"Jadi kita ketahui Afrika Selatan didominasi Delta, dan sekarang muncul Omicron yang cepat juga mendominasi di sana," ujar Spesialis Mikrobiologi Klinis sekaligus Anggota Bidang Penanganan Kesehatan dan Panel Ahli Satgas Penanganan COVID-19, Budiman Bela dalam bincang-bincang bertema " Ada Apa COVID-19 di Eropa?" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia menyampaikan, terdapat beberapa langkah untuk mengantisipasi agar varian Omicron tidak masuk ke Indonesia, salah satunya melakukan genome squensing.

Baca juga: Dubes: Vaksinasi tidak merata faktor lonjakan kasus COVID-19 Eropa

"Selain karantina, yaitu melakukan genome squensing untuk mendeteksi berbagai varian yang beredar di Indonesia," katanya.

Ia menambahkan, perlu juga meningkatkan upaya identifikasi keberadaan Omicron dengan memanfaatkan uji PCR yang secara cepat dapat membedakan strain Omicron dari strain lainnya pada sampel yang teridentifikasi positif mengandung virus Corona penyebab COVID-19.

Sejauh ini, Budiman Bela mengatakan, kasus Omicron yang ditemukan terhadap orang yang terpapar bersifat tanpa gejala atau gejala ringan.

"Tapi sampai saat ini kita belum tahu pasti apakah Omicron ini akan mengakibatkan permasalahan yang besar atau tidak seperti halnya Delta," katanya

Baca juga: Satgas: 29.208 posko COVID-19 desa perkuat pencegahan gelombang ketiga

Dalam rangka menahan varian Omicron masuk ke Indonesia, ia menyampaikan, pemerintah telah menerapkan peraturan karantina yang selayaknya harus dipatuhi.

"Saya sangat berharap semua petugas yang ikut berperan dalam peraturan karantina mengimplementasikan secara serius agar dapat memperlambat masuknya Omicron ke Indonesia," katanya.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021