Dengan kata lain, pertumbuhan produksi CPO mengalami stagnasi selama 2 tahun
Jakarta (ANTARA) - CEO Oil World Thomas Milke memprediksi produksi minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,7 juta sampai 1,9 juta ton pada tahun 2022, namun produksi tersebut tak mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2018.
“Dengan kata lain, pertumbuhan produksi CPO mengalami stagnasi selama 2 tahun,” ungkapnya dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC 2021) virtual bertema Role of Palm Oil Industry toward Sustained Economy Recovery, di Jakarta, Kamis.
Selain CPO, pada tahun 2022 diprediksi produksi minyak nabati dunia meningkat 25 juta ton dengan mencatatkan rekor sebesar 611 juta ton.
Selain itu Analis Komoditas Godrej International Limited Dorab Mistri menyampaikan bahwa harga minyak sawit mentah yang rata-rata berada di atas 1.000 dolar AS per ton sepanjang tahun ini berpotensi terkoreksi tahun depan.
Baca juga: Konsisten tumbuh, Gapki: Produksi minyak sawit tunjukkan pemulihan
Kondisi global yang membaik pasca-pandemi disebut akan membuat produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Indonesia dan Malaysia stabil.
Dorab juga memprediksi produksi CPO Indonesia juga mengalami kenaikan 1 juta ton pada tahun 2022.
Adapun Chariman LMC International James Fry memperkirakan permintaan minyak nabati kembali pulih pada tahun 2021/2022 meskipun sejak 2020 terjadi penurunan permintaan minyak nabati akibat pandemi COVID-19 yang menghantam China dan India.
“Hal ini terjadi karena permintaan terhadap minyak nabati lebih kuat dibanding yang diperkirakan. Sedangkan produksi minyak nabati dalam negeri tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan,” ujar James.
Baca juga: Produksi minyak sawit Agustus naik 13,74 persen, capai 4,8 juta ton
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021