Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena siklon tropis teratai yang diprediksi melanda Tanah Air tidak berdampak ke Provinsi Sulawesi Tengah, karena hanya tumbuh di Samudera Hindia barat daya Provinsi Lampung.


Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim yang dihubungi di Palu, Kamis, mengatakan bibit siklon tropis sedang tumbuh di titik koordinat 9.0 LS, 103.0 BT perairan Lampung.

Bibit siklon tropis lebih cepat tumbuh dan dapat memengaruhi kondisi udara hingga menimbulkan angin kencang dengan kecepatan sekitar 10-15 Knot atau sekitar 18-28 kilometer per jam dan dapat disertai petir serta hujan dengan intensitas lebat.

Baca juga: Dua Siklon Tropis pengaruhi tinggi gelombang perairan Indonesia

"Wilayah Sulawesi Tengah masih aman dari ancaman siklon tropis teratai, yang mana sasaran fenomena ini, yakni Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT)," ujar Alim.

Ia menjelaskan fenomena alam ini sangat memengaruhi kondisi kelembaban udara, sehingga dampak tidak langsung terhadap cuaca di perkirakan dapat menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Meski Sulawesi Tengah tidak merasakan dampak tersebut, masyarakat diimbau tetap waspada, sebab sebagian besar daerah di provinsi ini masuk dalam kategori daerah non-zoom atau kondisi cuaca di luar prediksi.

"Daerah yang masuk non-zoom, setiap bulan pasti terjadi hujan. Artinya, kewaspadaan yang dimaksud, yakni selalu membersihkan lingkungan. Drainase yang kotor segera di bersihkan dari sampah, sebab hal-hal kecil seperti ini justru dapat memicu banjir atau genangan," kata Alim.

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat waspada potensi Siklon Tropis Teratai

Baca juga: BMKG pantau bibit Siklon Tropis 94W di Teluk Benggala Aceh

Menurutnya, kesadaran akan kebersihan sangat penting, selain untuk kepentingan kesehatan, juga dapat berfungsi meminimalisasi bencana.

Berdasarkan hasil analisis BMKG, cuaca di wilayah Sulawesi Tengah diprediksi masih dalam kondisi normal hingga pertengahan Desember 2021, meskipun turun hujan.

"Masyarakat juga perlu meningkatkan kapasitas mitigasi mandiri agar sigap jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam," katanya.

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021