Magelang (ANTARA News) - Sekitar 10.000 ayam petelur di sebuah peternakan di lereng Gunung Merapi di Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, mati mendadak dalam seminggu terakhir.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Peterikan) Kabupaten Magelang, John Ch Manglapy, di Magelang Rabu mengatakan bahwa hingga sekarang belum diketahui penyebab kematian unggas itu.
"Balai Besar Veteriner Wates saat ini masih berupaya mencari tahu penyebab kematian tersebut," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Peterikan telah melakukan tiga kali pengujian yang dilakukan bersama Balai Besar Veteriner Wates Di Yogyakarta. Namun, hasilnya tidak ada indikasi wabah flu burung di peternakan tersebut.
Menurut dia, Balai Besar Veteriner sedang melakukan pengujian ke empat dengan metode isolasi virus. Isolasi ini akan memastikan ada tidaknya virus H5N1 dan sekaligus mendeteksi keberadaan virus-virus lainnya.
"Ayam-ayam tersebut mati secara mendadak dan menular dengan cepat. Gejala yang dialami unggas tersebut hampir sama dengan gejala flu burung, yakni jengger berwarna ungu kebiruan dan kepala bengkak," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Peterikan telah mengimbau masyarakat Desa Sudimoro untuk memberi vaksin ulang ternak unggasnya untuk mencegah kasus ini berulang dan menyebar ke peternakan lain.
Dinas Peterikan juga memberikan bantuan desinfektan, obat yang digunakan untuk membersihkan kandang. Sebanyak 30 liter desinfektan dibagikan kepada 22 peternak, dengan kepemilikan unggas per orang berkisar 2.000 ekor hingga 8.000 ekor.
Menurut dia cuaca ektrem di akhir musim hujan ini mempengaruhi kesehatan dan daya tahan tubuh unggas, akibatnya unggas menjadi rentan terserang berbagai penyakit.
"Apalagi erupsi Merapi masih menyisakan abu vulkanik yang menumpuk di pekarangan, hingga mencemari permukaan tanah," katanya.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011