Ngawi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi berupaya mempromosikan keberadaan Museum Trinil yang ada di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dengan sejumlah kegiatan yang melibatkan para pelajar setempat.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Parbudpora) Kabupaten Ngawi Istamar mengatakan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021, pihaknya merencanakan sejumlah kegiatan yang melibatkan pelajar dan masyarakat umum.
"Kegiatan tersebut mulai dari pembelajaran langsung di museum dan dalam waktu dekat juga akan diselenggarakan lomba vlog yang mengambil lokasi dan tema di Museum Trinil," ujar Istamar di Ngawi, Rabu.
Menurut dia, kegiatan yang melibatkan pelajar hingga masyarakat tersebut diharapkan mampu menarik minat warga sehingga mendongkrak jumlah kunjungan wisata museum di Trinil.
Baca juga: Puslit Arkenas temukan fosil kerang dan terumbu karang di Ngawi
Baca juga: Warga Ngawi temukan fosil tulang paha gajah purba
Pihaknya bertekad untuk menggali potensi wisata budaya dan edukasi yang ada di Museum Trinil. Tidak hanya dengan pembelajaran bagi siswa, namun ke depan berbagai kegiatan juga telah diagendakan agar Museum Trinil semakin dikenal masyarakat luas.
"Melalui dana alokasi khusus non-fisik, akan lebih dimaksimalkan untuk mengenalkan potensi Museum Trinil ini. Yang terpenting, Museum Trinil tidak boleh sepi," kata dia.
Pengelola Museum Trinil, Sujono menjelaskan Trinil merupakan museum tempat pertama kali ditemukan kehidupan manusia prasejarah atau manusia purba di dunia. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Ngawi untuk dapat dikenal baik di kalangan nasional maupun internasional.
"Ini dibuktikan dengan penemuan fosil manusia purba pertama yakni Pithecanthropus Erectus dulunya oleh ilmuwan Belanda. Baru setelah itu kemudian ditemukan di beberapa negara lain termasuk manusia purba tertua yang berada di Afrika," katanya.
Adapun, Museum Trinil menjadi bagian penting dalam sejarah peradaban manusia purba. Karena merupakan tempat penting, maka Trinil telah banyak dikunjungi sejumlah peneliti dari berbagai negara. Seperti Belanda, Jerman, Perancis, dan beberapa negara lain.
"Potensi Museum Trinil itu harus terus diangkat agar dikenal di tingkat internasional. Dengan demikian juga dapat menambah jumlah kunjungan wisatawan di Ngawi," kata Sujono.
Baca juga: Mempelajari kehidupan manusia purba
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021