Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan AS mengatakan Abu Hafs al-Najdi, yang juga dikenal sebagai Abdul Ghani, tewas dalam serangan udara di provinsi Kunar, Afghanistan bagian timur, pada 13 April.
ISAF mengatakan dia bertanggungjawab mengkoordinasi "sejumlah serangan tingkat tinggi" dan menjadi buruan selama empat tahun.
Namun juru bicara Mayor Michael Johnson mengatakan kepada AFP dia tidak dapat mengungkapkan detail serangan karena "alasan keamanan" dan tidak dapat mengatakan siapa yang menjadi target nomor satu karena masalah legal.
Website kementerian dalam negeri Saudi memasukkan dalam daftar seorang laki-laki bernama Saleh Nayef Eid al-Makhlafi, dengan nama julukan Abu Hafs, Abu Hafs al-Najdi dan Abdul Ghani, sebagai salah satu dari 85 orang paling dicari.
ISAF mengatakan dia terutama beroperasi di Kunar, yang berbatasan dengan Pakistan dan yang menjadi medan tempur paling sengit di negara itu, dan sering bolak-balik antara Afghanistan dan Pakistan, dimana jaringan Islamis punya basis garis belakang.
Dia dituduh memimpin operasi-operasi Al-Qaeda di provinsi tersebut, termasuk "perekrutan, pelatihan dan penempatan pejuang", perolehan senjata, pengaturan keuangan Al-Qaeda, dan perencanaan serangan terhadap pasukan Afghanistan dan NATO.
Dia dipersalahkan karena mengatur serangan bunuh diri yang menewaskan sesepuh suku pro-Kabul di Kunar dan sembilan orang lain pada pagi hari saat kematiaannya, ditambah sejumlah serangan lain yang tak disebutkan terhadap pasukan dan pejabat.
Johnson mengatakan pemastian pengungkapan identitasnya makan waktu lama, sehingga terjadi penundaan antara kematiaannya dan pengumumannya.
Wall Street Journal awal bulan ini melaporkan bahwa para militan Al-Qaeda kembali ke Afghanistan bagian timur dan mendirikan pangkalan-pangkalan untuk pertama kalinya selama beberapa tahun setelah pasukan ditari dari sejumlah pos depan.
NATO di Afghanistan telah menyangkal hal ini, meskipun mengatakan Selasa bahwa pasukan koalisi telah membunuh lebih dari 25 pimpinan dan gerilyawan Al Qaeda bulan lalu.
Pengumuman tersebut muncul sehari sesudah hampir 500 tahanan, banyak diantaranya Taliban, melarikan diri dari penjara Kandahar di Afghanistan bagian selatan yang mempermalukan pemerintah Kabul. (ANT/K004)
Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011