Washington (ANTARA News) - Seorang anggota senior parlemen AS, Senin (25/4), mendesak Sri Lanka melakukan tindakan nyata mengenai hak asasi manusia setelah satu panel PBB menemukan dugaan yang dapat dipercaya tentang kejahatan perang pada penghujung perang saudara 2009.
Howard Berman, anggota senior Partai Demokrat --pimpinan Presiden Barack Obama-- di Komite Urusan Luar Negeri Senat, mengatakan Sri Lanka harus "menjamin bahwa mereka yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dimintai pertanggungjawaban dengan cara yang transparan dan cepat".
"Saya sangat prihatin bahwa pemerintah Sri Lanka sejauh ini telah memilih untuk memprotes kesimpulan laporan itu dan bukannya menerima saran dari panel PBB tersebut," kata Berman di dalam satu pernyataan.
Berman mengatakan ia juga mendukung tindakan terhadap setiap anggota pemberontak Macan Tamil yang selamat dan dituduh melanggar hak asasi manusia.
"Jika pemerintah tak melakukan tindakan nyata untuk menyelidiki dan menghukum mereka yang bersalah melakukan kejahatan perang, saya khawatir tak bisa terwujud proses perujukan yang langgeng untuk memajukan negeri itu," kata anggota parlemen dari California tersebut.
Satu panel ahli PBB menyarankan penyelidikan internasional mengenai serangan terakhir militer pada 2009 terhadap pemberontak Macan Tamil, dan mengatakan ada bukti yang layak dipercaya mengenai kejahatan perang oleh kedua pihak.
Panel itu menyatakan berbagai rumah sakit, pusat PBB dan kapal Palang Merah dengan sengaja dibom oleh pasukan pemerintah, narapidana ditembak di kepala dan perempuan diperkosa, sementara pemberontak Macan Tamil menggunakan 330.000 warga sipil sebagai perisai manusia.
Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse telah menolak pekerjaan para ahli PBB tersebut, sehingga membuat keruh hubungan Sri Lanka dengan negara Barat, demikian AFP melaporkan. (C003/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011