Bandar Lampung (ANTARA News) - Selama 2005, Provinsi Lampung telah mengekspor hasil perkebunan sebanyak 989 ribu ton senilai 644 ribu dolar AS, naik 54,08 persen dibanding tahun sebelumnya. "Komiditi utama perkebunan di Lampung penyumbang terbesar ekspor adalah kopi, lada, kakao, karet, kelapa dalam, kelapa sawit, dan tebu," kata Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, pada dialog dengan media massa tentang kinerja pemerintahan selama tahun 2005, di Bandar Lampung, Selasa. Provinsi Lampung, kata dia lebih lanjut, merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia dengan luas areal sekitar 167 ribu hektar, dengan produksi rata-rata 143 ribu ton lebih per tahun. Selama tahun 2005, pembangunan sektor perkebunan mendapatkan alokasi dana dari APBD sebesar Rp2,02 miliar dan dana APBN Rp35,39 miliar yang diprioritaskan untuk peningkatan produksi komoditas unggulan, peningkatan ketahanan pangan, dan peningkatan kualitas sumberdaya petani melalui pendidikan, pelatihan, dan magang. Pada sektor pertanian, pada 2005 produksi beberapa komoditas pertanian tanaman pangan mengalami kenaikan. Misalnya produksi gabah yang mencapai 2,13 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 1,34 juta ton beras. Jika dibandingkan dengan produksi tahun 2004 terdapat kenaikan sebesar 1,58 persen. Kebutuhan konsumsi beras tahun 2005 diperkirakan sebesar 843,56 ribu ton, sehingga pada periode tersebut Lampung diperkirakan surplus beras sebesar 496 ribu ton. "Untuk jagung mengalami peningkatan sebesar 17,56 persen dibanding tahun 2004. Tahun ini diperkirakan produksinya mencapai 1,43 juta ton. Dan kita memprogramkan Lampung sebagai lumbung jagung dan gula," kata dia. Peningkatan produksi jagung, merupakan dampak dari perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas pada tahun 2005.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006