Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terangkat 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 28.040,35 poin pada pukul 01.53 GMT setelah turun 0,8 persen di awal sesi. Indeks Topix yang lebih luas juga membalikkan penurunan awal menjadi naik 0,62 persen diperdagangkan pada 1.940,43 poin.
Nikkei telah kehilangan 5,7 persen dalam tiga sesi terakhir, sedangkan Topix anjlok 4,8 persen.
Pasar bergejolak karena investor bereaksi dengan hati-hati terhadap ketidakpastian varian Omicron, kata Shoichi Arisawa, manajer umum departemen riset investasi di IwaiCosmo Securities.
"Tapi begitu kami mengetahui varian baru Omicron apa, investor akan tenang meski terbukti menjadi musuh yang kuat," katanya.
Sektor kertas dan bubur kertas serta pelayaran yang sensitif terhadap ekonomi naik paling tinggi di antara 33 sub-indeks industri bursa.
Pembuat robot Fanuc dan pembuat AC Daikin Industries berkontribusi paling besar terhadap kenaikan Nikkei, masing-masing melonjak 4,7 persen dan 3,8 persen.
Saham produsen mobil juga naik setelah data menunjukkan output industri Jepang naik pada Oktober untuk pertama kalinya dalam empat bulan karena pembukaan kembali pabrik-pabrik Asia mengurangi kendala pasokan.
Toyota Motor bertambah 3,5 persen, sementara Honda Motor naik 2,58 persen. Pembuat suku cadang mobil Denso menguat 2,63 persen.
Saham kelas berat teknologi melemah, dengan investor perusahaan rintisan SoftBank Group jatuh 1,96 persen dan platform layanan medis M3 turun 1,37 persen.
Seiko Epson naik paling banyak di Nikkei dengan melonjak 4,81 persen, diikuti oleh Oji Holdings yang menambahkan 4,57 persen, dan Toto melonjak 4,57 persen.
CyberAgent Inc anjlok 3,25 persen menjadi pecundang terbesar pada indeks, diikuti oleh Z Holdings yang tergelincir 3,16 persen dan Ajinomoto jatuh 2,32 persen.
Baca juga: Saham Jepang berakhir turun, Moderna picu ketakutan atas virus Omicron
Baca juga: Nikkei ditutup jatuh terendah 1,5 bulan, tertekan kekhawatiran Omicron
Baca juga: Saham Jepang "rebound", berharap Omicron tak seperti yang ditakutkan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021