Melbourne (ANTARA) - Harga minyak menguat di perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah turun tajam di sesi sebelumnya ketika para produsen utama bersiap untuk membahas bagaimana menanggapi ancaman pukulan permintaan bahan bakar dari varian Omicron.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bangkit 78 sen atau 1,2 persen, menjadi diperdagangkan di 66,96 dolar AS per barel pada pukul 01.22 GMT, setelah anjlok 3,9 persen pada Selasa (30/11/2021).
Minyak mentah berjangka Brent melonjak 1,01 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi diperdagangkan di 70,24 dolar AS per barel, setelah merosot 5,4 persen pada Selasa (30/11/2021).
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu pada Rabu setelah pukul 13.00 GMT menjelang pertemuan OPEC+ pada Kamis (2/12/2021), yang mencakup OPEC dan sekutu termasuk Rusia.
Sementara beberapa analis memperkirakan OPEC+ akan menghentikan rencana untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari pada Januari, mengingat potensi pukulan terhadap permintaan dari pembatasan perjalanan guna mengendalikan penyebaran varian Omicron, beberapa menteri OPEC+ mengatakan tidak perlu mengubah arah.
"Pasar terus mencari tanda-tanda dampak Omicron pada permintaan," kata analis komoditas ANZ Research dalam sebuah catatan.
Bahkan jika OPEC+ setuju untuk melanjutkan rencana peningkatan pasokan pada Januari, produsen mungkin kesulitan untuk menambahkan sebanyak itu.
Sebuah survei Reuters menemukan OPEC memompa 27,74 juta barel per hari pada November, naik 220.000 barel per hari dari bulan sebelumnya, tetapi itu di bawah peningkatan 254.000 barel per hari yang diizinkan untuk anggota OPEC di bawah perjanjian OPEC+.
Dalam tanda bearish pada permintaan, data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan stok minyak mentah AS turun 747.000 barel dalam pekan yang berakhir 26 November, menurut sumber pasar, yang merupakan penurunan lebih kecil dari yang diperkirakan.
Sepuluh analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah turun sekitar 1,2 juta barel.
Pada saat yang sama, persediaan bensin naik 2,2 juta barel dibandingkan dengan perkiraan analis untuk tidak ada perubahan, sementara stok sulingan naik 789.000 barel, merupakan peningkatan lebih besar dari yang diperkirakan para analis.
Baca juga: Wall Street anjlok dipicu kekhawatiran akselerasi tapering dan Omicron
Baca juga: Emas jatuh 8,7 dolar setelah Powell berikan pernyataan "hawkish"
Baca juga: Yen bersinar dan Aussie merosot saat Powell berubah menjadi "hawkish"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021