Tokyo (ANTARA) - Mata uang safe-haven yen bertahan stabil, sementara dolar Australia (Aussie) yang sensitif terhadap risiko melemah di dekat level terendah satu tahun di perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengeluarkan pernyataan bernada hawkish dengan mengisyaratkan pengurangan stimulus yang lebih cepat meskipun ada risiko seputar varian Omicron COVID-19.

Investor khawatir bahwa pengetatan moneter yang tergesa-gesa dapat menghentikan pemulihan ekonomi yang baru lahir, dengan sedikit yang masih diketahui tentang potensi Omicron untuk menghindari perlindungan vaksin saat ini atau seberapa mematikannya.

"Investor tetap berhati-hati," kata Shusuke Yamada, kepala strategi valas Jepang di Bank of America-Merrill Lynch.

"Sangat sulit untuk membuat penilaian tentang dampak Omicron ketika kita tidak memiliki banyak informasi."

Pasar global turun tajam pada Selasa (30/11/2021) setelah kepala pembuat obat Moderna mengatakan vaksin COVID-19 yang ada akan kurang efektif terhadap varian baru, meskipun kepala eksekutif BioNTech memberikan catatan positif yang hati-hati, mengatakan bahwa vaksin yang dibuat bersama Pfizer kemungkinan akan menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah dari Omicron.

Aussie melemah 0,12 persen menjadi 0,71245 dolar AS setelah merosot ke level 0,7063 dolar AS pada Selasa (30/11/2021) untuk pertama kalinya sejak 3 November 2020. Dolar Selandia Baru sebagian besar datar di 0,68195 dolar AS setelah juga menyentuh level terendah sejak awal November tahun lalu di 0,6773 dolar AS di sesi sebelumnya.

Greenback merayap 0,09 persen lebih tinggi menjadi 113,26 yen, tetapi masih dalam jangkauan terendah semalam di 112,535, level yang tidak terlihat sejak 11 Oktober.

Powell mengatakan dalam kesaksian kepada Kongres pada Selasa (30/11/2021) bahwa pejabat Fed pada pertemuan kebijakan 14-15 Desember akan membahas apakah akan mengakhiri pembelian obligasi beberapa bulan lebih awal dari yang telah diperkirakan. Ketua The Fed akhirnya mengubah pandangannya atas anggapan lama bahwa inflasi akan bersifat "sementara".

Powell menyatakan keyakinannya bahwa dampak dari Omicron akan jauh lebih kecil daripada pada musim semi 2020, ketika pandemi meletus.

Sebagai tanggapan, para pedagang mengakhiri ekspektasi kenaikan suku bunga, dengan pasar uang sekarang hampir sepenuhnya memperkirakan pengetatan pada pertemuan Juni.

Kesaksian Powell berlanjut Rabu malam.

"Nada hawkish Powell yang tak terduga semalam, pada dasarnya menegaskan bahwa risiko inflasi memiliki keunggulan atas risiko pertumbuhan/Omicron, akan membuat (indeks dolar) terus maju," tulis ahli strategi Westpac dalam catatan klien.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan pada 95,921 setelah meluncur ke 95,544 pada Selasa (30/11/2021) untuk pertama kalinya sejak 18 November, tertekan sebagian besar oleh pelonggaran spekulasi bearish pada euro, komponen paling berbobot dalam keranjang mata uang utama.

Westpac merekomendasikan pembelian saat penurunan indeks ke level pertengahan 95.

Mata uang tunggal tergelincir 0,04 persen menjadi 1,1331 dolar AS, turun dari tertinggi dua minggu di 1,1387 dolar AS semalam.

Sterling diperdagangkan tidak jauh dari level terendah 11 bulan di 1,31945 dolar AS yang dicapai semalam, terakhir berpindah tangan di 1,32955 dolar AS.


Baca juga: Wall Street anjlok dipicu kekhawatiran akselerasi tapering dan Omicron
Baca juga: Emas jatuh 8,7 dolar setelah Powell berikan pernyataan "hawkish"
Baca juga: Khawatir kemanjuran vaksin, minyak jatuh dengan WTI anjlok 5 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021