Wonosobo (ANTARA News) - Puluhan warga Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, diduga keracunan setelah menyantap hidangan di sebuah pesta di rumah seorang warga Desa Kalikuning.

Berdasarkan pantauan di Wonosobo, Senin, sekitar 44 warga diduga keracunan, 17 korban diantaranya dirawat di RSU Wonosobo, sedangkan siswanya dirawat di Puskesmas II Kalikajar dan Puskesmas Sapuran.

Sejumlah korban tersebut berasal dari tiga desa, yakni Desa Kalikuning, Maduretno, dan Simbang Kecamatan Kalikajar.

Seorang korban warga Larangan, Kalikajar Surati (27) mengatakan, kepalanya terasa pusing, dingin dan mual pada Minggu (24/4) malam. Semula dia mengira masuk angin biasa, namun pada Senin dini hari dia muntah-muntah dan dilarikan ke Puskesmas Kalikajar II.

Adik Hasan, Fitriyah mengatakan, hajatan tersebut merupakan acara keluarga dan hanya mengundang kerabat dekat dan beberapa tetangga. Acara syukuran khitanan berlangsung mulai Sabtu (24/4) malam dengan acara khotmil Quran dengan mengundang warga sekitar dan pada Minggu pagi dilanjutkan dengan acara khitanan.

"Semua warga yang hadir makan makanan yang dihidangkan. Mereka merasa pusing dan mual setelah sampai di rumah," katanya.

Puskesmas Kalikajar II pertama kali menangani pasien yang diduga keracunan tersebut pada Sabtu malam dan jumlah korban terus bertambah.

Heriyono, Kasi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinkes Wonosobo, mengatakan masih menyelidiki penyebab kejadian tersebut dengan mengambil contoh makanan dan akan dibawa ke laboraturium di Semarang.

Ia menduga, insiden itu terjadi karena bakteri yang terkandung dalam makanan dan menyerang daya tahan tubuh sehingga menimbulkan rasa pusing dan mual. Racun akan bekerja sesuai dengan daya tahan tubuh seseorang dan jumlah makanan yang dikonsumsi.

"Jika daya tahan tubuh lemah, racun langsung bereaksi," katanya.

Menurut dia, Dinkes Wonosobo akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban keracunan baik yang dirawat di RSU maupun Puskesmas.

"Kami telah memasok beberapa obat seperti antiseptik ke Puskesmas Kalikjar II dan Puskesmas Sapuran untuk mengantisipasi bertambahnya korban. Kami terus memantau perkembangan dan sampai saat ini korban terus bertambah," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011