"Buat saya apa yang dikatakan oleh IMF dan Bank Dunia itu menjadi satu kewaspadaan kita. Inflasi harus kita waspadai terus."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menyebutkan bahwa terdapat tiga ancaman yang berpotensi mengganggu perekonomian nasional yaitu inflasi, peningkatan harga pangan, dan kenaikan harga minyak.
"Saya tidak melihat bahwa ada sesuatu yang mengakibatkan perekonomian kita akan mengalami overheating, namun kita harus mewaspadai ancaman dari tiga hal," katanya di Jakarta, Senin.
Hatta membantah anggapan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terlalu cepat sehingga terbuka kemungkinan perekonomian Indonesia akan mengalami kepanasan.
"Sebetulnya tidak. Pertumbuhan kita 6,1 persen kemarin (2010), sekarang (2011) kita set 6,4 persen, dan mungkin outlooknya menjadi 6,6 persen. Itu masih dalam kisaran normal," kata Hatta Rajasa.
Mengenai kemungkinan inflasi yang meningkat, Hatta mengatakan, kondisi itu juga terjadi di negara-negara lain, seperti yang dilaporkan oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
"Buat saya apa yang dikatakan oleh IMF dan Bank Dunia itu menjadi satu kewaspadaan kita. Inflasi harus kita waspadai terus," katanya menegaskan.
Ia mengemukakan, ancaman lain yang juga diwaspadai adalah kecenderungan meningkatnya harga pangan di pasar internasional akibat perubahan iklim, yang juga akan berdampak kepada Indonesia.
Terkait harga minyak yang meningkat, Hatta mengatakan, sejak Desember 2010 hingga Maret 2011, rata-rata harga minyak mentah Indonesia sudah mencapai 102 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, padahal asumsi dalam APBN 2011 hanya 80 dolar AS per barel.
"Kita harus mewaspadai juga perkembangan harga minyak, di satu sisi kita kurang begitu beruntung karena tidak bisa memanfaatkan harga yang tinggi karena lifting/produksi kita pun nampaknya tidak akan tercapai," katanya.
Pemerintah pesimistis target produksi minyak tahun 2011 mencapai 970.000 barel per hari akan tercapai. Pemerintah harus lebih realistis terhadap target itu karena selama 10 tahun terakhir, target lifting minyak tidak pernah tercapai.
Sementara itu, ia mengemukakan, untuk tahun 2012 pemerintah memperkirakan lifting minyak bisa mencapai kisaran 960 ribu hingga 970 ribu barel per hari. Pemerintah juga melakukan kajian bahwa kemungkinan harga minyak pada tahun 2012 akan mencapai sekitar 90 hingga 95 dolar AS per barel.
Hatta menyebutkan, produksi minyak Indonesia pada 2012 diharapkan mulai meningkat dan diharapkan pada 2013 sudah mendekati satu juta barel per hari.
"Kita beruntung karena kita mendapat cadangan-cadangan baru dan produksi gas kita terus meningkat," kata Hatta Rajasa menambahkan.
(T.A039/S006)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011