Khartoum (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 57 tewas dan sejumlah orang cedera dalam bentrokan senjata antara Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) dan tentara yang lari dari pasukan di selatan Negara Bagian Sungai Nil Hulu Sudan, kata radio Miraya FM UNMIS dalam laporannya Minggu.
"Pasukan SPLA telah berhasil membunuh 57 tentara pembelot Gabriel Tang di Negara Bagian Nil Hulu," kata Miraya mengutip pernyataan juru bicara SPLA Malak Owen.
Owen mengatakan, pasukannya menyerang tentara Tang setelah mereka menolak untuk menyerahkan senjata mereka walaupun ada pengampunan yang dikeluarkan oleh pemerintah Sudan selatan bagi pembawa senjata, menurut laporan tersebut.
Bentrokan bersenjata yang terjadi selama beberapa hari terakhir antara SPLA dan milisi pembelot terjadi di berbagai daerah di Sudan selatan telah mengakibatkan perpindahan ribuan warga sipil di wilayah tersebut.
Sementara itu, Negara Kesatuan Sudan selatan telah menyaksikan bentrokan antara SPLA dan milisi dari pembelot Petrus Gadet, yang memaksa ribuan warga sipil melarikan diri dari kawasan pertempuran.
Perkiraan awal para pejabat setempat menunjukkan bahwa sedikitnya 3.800 warga sipil, kebanyakan dari mereka dari kota Mayoum di Negara Kesatuan, telah meninggalkan rumah mereka karena pertempuran.
Bentrokan dimulai pada Selasa ketika milisi Sudan selatan, yang dipimpin oleh Jenderal Peter Gadet, menyerang kamp SPLA Manken.
SPLA sebelumnya mengatakan pihaknya telah memulihkan kontrol atas kamp Manken di Negara Kesatuan, setelah pertempuran antara pasukan pemerintah dan para pembelot yang menewaskan 12 dari pasukan.
SPLA menuduh Khartoum mempersenjatai milisi yang lari ke Sudan selatan untuk mengacaukan wilayah itu, sedangkan Khartoum menyangkal tuduhan tersebut sebagai tidak berdasar.
Sejumlah faksi militer SPLA baru-baru ini mengumumkan pemberontakan mereka, dan mengatakan bahwa pemberontakan tersebut mereka tujukan untuk menggulingkan pemerintah Sudan Selatan yang "menyebarkan korupsi di tingkat atas."
(H-AK/S004)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011