Banyumas (ANTARA News) - Personel dari Kepolisian Sektor Sumbang dan Kepolisian Resor Banyumas, hingga Senin dinihari masih disiagakan di lokasi terjadinya tawuran, yang menyebabkan seorang tewas.
Petugas tetap berjaga di lokasi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya tawuran susulan.
Seorang warga Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ilham Nur Imam (25) tewas akibat tawuran antarkampung.
Informasi yang dihimpun ANTARA, Minggu (24/4) malam, peristiwa tersebut bermula dari sebuah pertunjukan "ebeg" (kuda lumping, red.) yang digelar di lapangan Desa Banjarsari, Kecamatan Sumbang, Banyumas, sekitar pukul 15.00 WIB.
Saat itu, Ilham Nur Iman bersama rekan-rekannya dari Kelurahan Pabuaran, yakni Latif Triono (27), Arif Purwanto (25), dan Sutarwo (25)menyaksikan pertunjukan tersebut.
Di tempat tersebut terdapat juga sekelompok pemuda dari Dusun Gewok, Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, yang menyaksikan pertunjukan "ebeg" ini.
Oleh karena dianggap berbuat onar, leher Sutarwo dipukul dengan bambu oleh seorang pemuda Dusun Gewok yang belum diketahui identitasnya.
Setelah pertunjukan selesai, Sutarwo berupaya mencari pemuda Dusun Gewok yang memukulnya.
Dia pun bersama rekan-rekannya yang masih dalam kondisi mabuk mendatangi Dusun Gewok.
Sesampainya di Dusun Gewok, mereka dihadang puluhan pemuda sehingga terjadi tawuran.
Akibat tawuran tersebut, Ilham Nur Iman meninggal dunia di lokasi kejadian karena menderita luka parah pada hidungnya.
Sementara Latif Triono yang mengalami bengkak pada kepala bagian atas dan luka pada iga kiri, serta Arif Purwanto yang mengalami patah tangan kanan, pelipis kiri sobek, dan hidung berdarah, menjalani perawatan di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto.
Sedangkan Sutarwo hanya mengalami memar dan lecet di kaki.
Salah seorang warga Dusun Gewok, Teguh (26) mengaku tidak tahu pasti awal mula kejadian tersebut.
"Saat itu, saya dengar ada keributan yang mengakibat menelan satu korban jiwa. Namun kabarnya, keributan ini berawal dari pertunjukan `ebeg`," katanya. (SMT/A035/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011