Alhamdulillah tim berhasil mengumpulkan data dan untuk program hilirisasi riset

Padang (ANTARA) - Tim Riset Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dari LP2M Universitas Negeri Padang berhasil menembus dua desa tertinggal di Provinsi Sumatera Barat.

Kedua desa tersebut masing-masing berada di Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan Kabupaten Solok Selatan dan Desa Matotonan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Ketua Tim Riset Kemendes PDTT dari UNP Dr Erianjoni di Padang, Selasa, mengatakan kegiatan penelitian dilakukan pada lima desa di Sumbar dengan kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri.

Untuk dua desa dengan medan terberat tersebut, tim membuat perencanaan yang matang, terkait buruknya cuaca dan kondisi wilayah yang terpelosok. Tim menembus kedua desa menggunakan jasa mobil gardan ganda dan menyewa pompong atau tempek (perahu tradisional dari kayu).

"Alhamdulillah tim berhasil mengumpulkan data dan untuk program hilirisasi riset serta pengabdian masyarakat dan rekomendasi untuk kebijakan Kemendes PDTT terkait dengan kinerja Pendamping Dana Desa di desa yang dijadikan fokus riset,” ucapnya.

Penelitian berjudul “Strategi Meningkatkan Kinerja Pendamping Desa dalam rangka Mendukung Keterpaduan Program Perencanaan Pembangunan Desa” dilaksanakan sejak minggu pertama November 2021.

Dalam tim riset yang bersifat terpadu ini juga ikut serta Dr Kasmita, M.Pd (FPP), Dr Anton Komaini, M.Pd (FIK), Rindang Ayu, M.Psi (FPK) dan Okki Trinanda, M.M (FE), selain itu dibantu oleh tiga orang petugas lapangan (enumerator) yang berasal dari alumni pascasarjana UNP.

Selain itu, tim juga sudah menuntaskan kegiatan risetnya di Nagari Sungai Abang Kabupaten Padang Pariaman, Nagari Pariangan Kabupaten Tanah Datar, dan Nagari VII Koto Talago Kabupaten Lima Puluh Kota.

Salah seorang anggota riset Dr Anton Komaini, mengatakan masyarakat di desa tersebut butuh dukungan berupa pembukaan akses jalan, listrik, penyediaan sarana pendidikan dan kesehatan dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten serta lembaga lainnya termasuk perguruan tinggi.

"Untuk itu diharapkan khususnya perguruan tinggi memberikan yang lebih besar dengan alokasi pendanaan khusus untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di daerah tersebut,” kata Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) UNP ini.

Pada fase berikutnya, penelitian memasuki kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) di tataran pembuat kebijakan, yang akan menghadirkan dari pihak Kemendes PD TT, PMD Sumbar dan kabupaten, pemerintah desa, pendamping desa dan Tim peneliti itu sendiri.
Baca juga: Mendes PDTT minta para pemangku kepentingan desa kawal Dana Desa
Baca juga: Kemendes PDTT siap kampanyekan SDGs Desa ke ASEAN
Baca juga: Kemendes PDTT dukung program penyediaan air bersih warga desa

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021