Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat telah melakukan serangan pesawat mata-mata pertamanya di Libya, Sabtu, kata Pentagon, dua hari setelah menyetujui penggunaan pesawat tanpa pilot itu untuk membantu pemberontak yang memerangi pasukan Muamar Gaddafi.

"Serangan Predator pertama di Libya terjadi hari ini pada saat masih siang waktu setempat (siang hari di bagian timur AS)," kata juru bicara pers militer AS dalam satu pernyataan yang dikirim ke AFP.

Satu pernyataan NATO mengatakan sebuah "rezim Peluncur Banyak Roket (MRL) di sekitar Misrata" telah dihancurkan "pada kira-kira pukul 1100 GMT hari ini" atau (pukul 18 WIB) ketika sebuah pesawat pengintai ikut campur dalam serangan.

"MRL telah digunakan terhadap (sasaran) sipil di Misrata," katanya, menambahkan: "NATO mempertahankan tempo operasi yang tinggi -- 3.000 lebih `sorti` sejak kami menerima komando penuh misi, hampir separuhnya serangan".

"Kami telah menyerang serangkaian luas sasaran di negara itu -- tank dan peluncur roket, kendaraan lapis baja dan perbekalan amunisi serta tempat komando dan kendali."

Presiden AS Barack Obama Kamis telah menyetujui penggunaan pesawat pengintai yang membawa rudal itu ke Libya untuk apa yang pemerintahnya katakan sebagai alasan kemanusiaan.

Pemberontak, yang berperang untuk menjatuhkan pemimpin veteran Muamar Gaddafi setelah empat dasawarsa berkuasa, macet meskipun operasi pimpinan NATO telah dilancarkan bulan lalu untuk memberi mereka perlindungan udara dan menyerang pasukan pro-pemerintah di darat.

Mereka menyambut baik keputusan untuk mengirim pesawat pengintai itu, yang telah digunakan secara luas di Pakistan dan Afghanistan, mekipun ada kontroversi karena kematian warga sipil yang terperangkap dalam tembak-menembak.

Aliansi militer NATO mengatakan pesawat mata-mata itu dan serangan tepatnya akan memberi pasukan koalisi opsi lagi, khususnya dalam perang kota.

"Penggunaan pesawat mata-mata akan membuatnya lebih mudah untuk menyerang pasukan Gaddafi di daerah perkotaan yang penuh sesak. Sebuah kendaraan seperti Predator, yang dapat turun lebih rendah dan dapat mencapai ID, akan membantu lebih baik kami melakukan misi dengan ketelitian dan ketepatan," ujar seorang pejabat NATO.

Pertempuran intensif Sabtu telah mencengkam Misrata, kota pelabuhan di timur Tripoli, yang melimpahi rumah sakitnya dengan korban setelah rezim Gaddafi memberi militernya "ultimatum" untuk merebut kota Libya yang dikepung itu.

Sedikitnya 10 orang telah tewas dan 50 terluka dalam pertempuran di jalanan setelah serangan udara NATO menghantam dekat sebuah kompleks di ibu kota Tripoli, tempat Gaddafi tinggal.

Juru bicara Pentagon itu mengatakan dalam pernyataannya sebelumnya bahwa merupakan "prosedur standar untuk tidak membicarakan secara khusus mengenai misi UAV (kendaraan udara tak berawak) dalam mandala operasi". (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011