“Usaha untuk membersihkan hoaks tentang COVID-19 ini harus diimbangi dengan pemahaman masyarakat yang lebih baik. Ini dibutuhkan usaha pencegahan, preventif dari masyarakat dengan tidak lagi memproduksi dan tidak menyebarkan hoaks,” tegas Johnny di Jakarta, Selasa.
Sebenarnya Kementerian Komunikasi dan Informatika telah dengan rutin melakukan patroli siber di ruang digital Indonesia untuk memburu dan menghentikan penyebaran informasi hoaks yang bertebaran di tengah masyarakat termasuk hoaks mengenai COVID-19.
Baca juga: Literasi digital di Indonesia layaknya dua mata pisau
Selain itu secara khusus Kementerian Kominfo juga telah menyediakan kanal khusus untuk masyarakat memeriksa informasi simpang siur atau hoaks di situs website kominfo.go.id, hingga membuat konferensi pers mingguan mengungkap hoaks terkait COVID-19 di kanal YouTube Kemkominfo TV.
Namun jika konten hoaks terus- terusan diproduksi, maka patroli siber untuk menghentikan distribusi hoaks tentu tidak akan efektif menangkal dampaknya pada masyarakat dalam jangka panjang.
“Kalau kita diminta untuk terus membersihkan hoaks, tapi masyarakat terus menyebarkan hoaks tentu gak akan habis- habis ya (penyebarannya). Maka dari itu, terkait COVID-19 soal penanganan, vaksinasi, hingga PPKM, kita minta stop hoaks supaya kita lebih kuat untuk menangani pandemi COVID-19 ini,” ujar Johnny.
Hingga saat ini media sosial Facebook masih menjadi sarana penyebaran informasi hoaks yang paling mendominasi disusul dengan media sosial lainnya seperti di Instagram, Twitter, hingga TikTok.
Untuk dapat terhindar dari hoaks, masyarakat diminta mengecek dulu informasi serupa di mesin penelusuran yang tersedia di gawai masing- masing.
Jika ternyata tidak ditemukan informasi sejenis maka ada baiknya masyarakat tidak menyebarkan informasi tersebut.
Dengan demikian masyarakat pun telah berkontribusi mengurangi persebaran hoaks di ruang digital dan membantu percepatan pemulihan Indonesia dari pandemi COVID-19.
Baca juga: Kominfo bagi tips tangkal hoaks dan disinformasi
Baca juga: Kominfo minta masyarakat kritis agar tak mudah termakan hoax
Baca juga: Cara membedakan hoaks dan fakta
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021