Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa, akan berdialog dengan manajemen PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sekaligus meninjau keadaan salah satu industri strategis milik Indonesia tersebut. Menurut jadwal acara kepresidenan yang diterima di Bandung, Selasa, Presiden Yudhoyono akan tiba di PT DI Bandung sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung mendengarkan paparan dan melakukan dialog dengan direksi dan komisaris PT DI. Seusai mendengarkan paparan, dengan didampingi Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan, Presiden akan menuju hanggar pesawat CN-235 dan menyaksikan serah terima helikopter jenis N Bell 412 dan NC-212 dari PT DI kepada TNI AD. Selain itu, kepala negara juga akan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama antara Departemen Pertahanan dengan sejumlah BUMN Industri Strategis, kemudian akan meninjau produk-produk PT DI, yakni pesawat N-250, CN-235 dan helikopter Super Puma. Dalam kunjungannya ke Bandung, Presiden juga menyempatkan diri untuk meninjau industri senjata PT Pindad. Yudhoyono yang direncanakan tiba di lokasi pada pukul 13.30 WIB tersebut selain akan mengunjungi pabrik komponen senjata, juga akan meninjau gedung perakitan serta tempat uji coba senjata. PT Pindad memproduksi berbagai jenis senjata laras panjang dan pistol dan saat ini digunakan oleh berbagai kesatuan di lingkungan TNI dan Polri.Soal pengadaan alutsista Sebelumnya pada Kamis 22 Desember 2005, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menjelaskan mulai 2006 pembelian alutsista (alat utama sistem persenjataaan) akan mengutamakan pembelian produk dalam negeri guna mengembangkan industri pertahanan nasional, dengan fokus pada pembelian alat angkut pertahanan. Oleh karena itu, pihaknya bersama departemen dan instansi terkait lainnya akan membuat pemetaan untuk memajukan industri pertahanan dan membuka kemungkinan pembiayaan yang lebih terbuka dan "multiyear" (beberapa tahun). Ia menambahkan pembelian alutsista akan dilakukan secara terencana untuk beberapa tahun ke depan atau setidaknya lima tahun ke depan yang pembiayaannya dijamin APBN, sehingga industri dalam negeri yang mendapat pesanan alutsista, seperti PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan lain-lain, tidak sulit untuk mendapat modal kerja dari bank. Menhan memperkirakan kebutuhan alutsista untuk lima tahun ke depan antara 300 juta sampai 400 juta dolar AS, yang kini tengah dibahas dengan Menkeu. Meneg BUMN sendiri mengatakan pihaknya akan mendorong bank milik pemerintah untuk membuat skema pembiayaan Alutsista tersebut. Sementara itu, Menristek menyatakan bahwa secara teknologi industri strategis di dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan alutsista tingkat madya. Jadwal Wapres Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Selasa dijadwalkan akan menerima kunjungan Direksi Perusahaan Listrik Negara (PLN), Direksi Pertamina dan Direksi BP Migas di Kantor Wakil Presiden di Jakarta. Setelah itu, Jusuf Kalla dijadwalkan menerima perwakilan World Food Program dan akan dilanjutkan pertemuan dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Erman Suparno dan Menteri Negara Percepatan Daerah Tertinggal, Syaifullah Yusuf. (*)
Copyright © ANTARA 2006