Kami sampaikan kepada pembeli yang mengirimkan sambal lokan ke luar daerah supaya dipanaskan ketika pesanan sampai supaya sambal bisa tetap bertahan lama

Mukomuko, Bengkulu (ANTARA News) - Para pengusaha rumah makan di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku lokan atau kerang besar menyusul besarnya permintaan masakan "sambal lokan" dari luar daerah.

"Agar permintaan sambal lokan tetap terpenuhi, kami membeli lokan di Provinsi Sumatera Barat," kata Pemilik Rumah Makan Pulau Cinta di Desa Pasar Sebelah, Kecamatan Kota Mukomuko Abu Jamin di Mukomuko, Sabtu.

Setiap hari Rumah Makan Pulau Cinta menerima pesanan sambal lokan dari dalam maupun luar daerah mencapai lima hingga 10 kilogram dengan harga Rp120 ribu perkilogram.Dalam memasarkan sambal lokan, pihaknya, tidak mengirim sambal lokan ke luar daerah, tetapi pembeli yang langsung mengambil masakan asli daerah dengan sebutan "Kapuang Sakti Ratau Betuah" ke rumah makan miliknya.

"Hanya saja, ketika pembeli menyebutkan akan mengirim sambal lokan ke luar daerah seperti Kota Bengkulu, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jambi, Jakarta, Sulawesi, Bali, dan Jakarta, kami harus memasak sambal lokan baru agar tidak rusak dalam perjalanan," ujarnya.

Ia menambahkan, sambal lokan merupakan masakan yang lebih tahan lama, tetapi tetap harus dipanasi supaya tidak rusak dan basi.

"Kami sampaikan kepada pembeli yang mengirimkan sambal lokan ke luar daerah supaya dipanaskan ketika pesanan sampai supaya sambal bisa tetap bertahan lama," urainya.

Pemesanan bahan baku lokan di Nagari Muara Sakai, Kecamatan Pandung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatare Barat, tiga kali dalam satu minggu, dengan jumlah mencapai dua hingga tiga karung besar Setiap pengiriman.

"Meskipun bahan baku didatangkan dari Sumatera Barat, tetapi masyarakat Padang banyak yang membeli sambal lokan dari daerah ini," ujarnya.

Ia menjelaskan, populasi lokan yang hidup di sungai selagan daerah ini kemungkinan sudah punah menyusul lokan asli daerah itu sudah tidak ada lagi di pasaran.

"Lokan yang dijual di pasar mingguan daerah ini mayoritas berasal dari Provinsi Sumatera Barat, dan tidak ada lagi lokan yang berasal dari daerah ini," urainya.
(KR-FTO/S006)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011