Misrata, Libya (ANTARA News) - Washington mesti mengerahkan pesawat serangan-darat terhadap pasukan Muamar Gaddafi dan mengakui pemberontak, kata Senator AS John McCain --politikus Barat terkenal yang mengunjungi Libya.
Pemerintah Libya menyatakan, Jumat larut malam (22/4), bahwa Tripoli mungkin akan menyesuaikan strateginya di kota terkepung Misrata, dengan membatasi peran militer dan mengirim anggota suku guna memerangi pemberontak.
Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaim mengatakan anggota suku yang dipersenjatai akan dikirim untuk berperang di Misrata, sehingga mengurangi peran militer, sebagai reaksi atas serangan udara.
Ia mengatakan kepada wartawan di Tripoli, "Situasi di Misrata akan mereda, akan ditangani oleh anggota suku di sekitar Misrata dan orang lain di Misrata dan bukan oleh militer Libya."
Pemberontak menguasai satu kantor di pusat kota Misrata yang telah jadi pangkalan penembak gelap pro-Gaddafi dan tentara lain, setelah pertempuran sengit selama dua pekan.
Kunjungan McCain, politikus senior Partai Republik yang bersaing dengan Barack Obama dalam pemilihan presiden 2008, mengangkat posisi politik mengenai perang yang diakui perwira senior militer AS menuju ke arah kebuntuan.
Obama dan pemimpin Prancis serta Inggris mengatakan mereka takkan menghentikan aksi udara, yang sekarang berada pada bulan kedua, sampai Gaddafi turun dari jabatan. Namun, pemboman sejauh ini telah gagal memberi keseimbangan kekuatan dalam melawan pasukan Gaddafi.
Sejak hari-hari awal pemboman, Obama telah memerintahkan tentaranya untuk memainkan peran militer pendukung. Omaba enggan terlibat langsung dalam perang ketiga di satu negara Muslim dan serangan darat kepada sekutu Washington di NATO.
Pekan ini, pasukan AS menyatakan mereka akan mengirim pesawat pengintai untuk melancarkan serangan darat. Di kubu pemberontak di Libya timur, Benghazi, McCain mengatakan Washington mesti menggunakan pesawat serang yang bisa terbang rendah, di antara senjata taktis yang paling ditakuti di dalam persenjataan negara adidaya tersebut.
"Masih membingungkan buat saya bahwa kedua sistem senjata pendukung udara akurat, A-10 dan AC-130, telah dikeluarkan dari pertempuran," katanya pada Jumat.
Di Tripoli, kantor pers pemerintah menyatakan pasukan NATO telah menyerang bagian tengah ibu kota Libya itu Sabtu pagi. Koresponden Reuters tak mendengar suara ledakan keras tapi mendengar suara pesawat jet terbang di kota tersebut, sehingga mengguncang jendela bangunan.
Kepala Staf Gabungan Militer AS, Laksamana Mike Mullen mengatakan tentara AS di Baghdad bahwa serangan udara pimpinan Barat telah turun antara 30 dan 40 persen terhadap pasukan darat Gaddafi. Saat merujuk kepada konflik itu, ia mengatakan, "Itu dipastikan menuju ke arah kebuntuan."
Obama juga menggambarkan konflik tersebut sebagai kebuntuan militer pekan lalu, tapi mengatakan ia berpendapat Gaddafi kian terkucil dan akhirnya akan dapat digulingkan. (C003/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011