Amuntai (ANTARA News) - Alquran kuno yang ditulis di atas lembaran kulit kayu, menjadi pusat perhatian wisatawan lokal yang berkunjung ke Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
Kasubdin pemberitaan Pemkab Hulu Sungai Utara Halidiyah di Amuntai, Jumat mengatakan, Alquran tersebut juga sering menjadi sarana studi banding bagi para siswa dan mahasiswa.
"Cukup banyak wisatawan religi dari luar daerah yang sengaja datang untuk melihat kitab suci Alquran berukuran besar tersebut," kata Halidiyah.
Menurut dia, kitab suci Islam tersebut kini tersimpan rapi dalam lemari kaca dan dipajang dalam Masjid Raya Amuntai, Hulu Sungai Utara.
Bahkan dalam setiap ajang besar keagamaan seperti di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Alquran tersebut dibawa untuk dipamerkan.
Halidiyah mengungkapkan, sebelum dipajang di Masjid Raya HSU, kita suci yang diperkirakan berumur seratus tahun tersebut berasal dari Bangil Jawa Timur dan dibawa oleh seorang habib ke Gresik.
Berdasarkan cerita pengelola masjid, H Akhmad, tambah Halidiyah, Alquran kuno itu berawal dari perjalanan Khairil Ikhsan, putera Prof DR Fahmi Arif MA mantan Kakanwil Depag Kalsel yang juga murid Habib Muhammad Effendy Al Idrus di Yogyakarta, Jateng.
"Alquran tersebut sebenarnya adalah kepunyaan seorang kiai yang memiliki pondok pesantren di Bangil, Jatim yang nama kiai dan pondok pesantren itu tidak mau disebutkan," katanya.
Dari ceita Habib Muh tersebut, kemudian Khairil menyampaikan ke Bupati HSU Aunul Hadi Idham Khalid.
"Akhirnya bupati tertarik dan menugaskan Kabag Kesra HSU Khalidi Arsyad untuk melihat langsung dan mengadakan pembicaraan dengan Habib Muh agar Alquran untuk membawa Al Quran tersebut ke HSU," katanya.
Kini Al Quran yang sampul depannya terbuat dari kulit lembu dan isinya ditulis dengan tulisan tangan ini dibawa ke HSU sebagai sarana religius daerah setempat.
Tampilannya yang terbuat dari kulit kayu dengan tinggi 1,5 meter, lebar satu meter dan berat sekitar 85 kilogeram membuat Alquran itu menjadi penarik umat Islam untuk berkunjung ke masjid termegah di kota Itik tersebut.(*)
U004/M019
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011