Washington (ANTARA News) - Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan Kamis, sebuah penyelidikan penipuan dan spekulasi harga minyak mentah, berharap untuk membatasi kenaikan harga di pompa bensin (SPBU-stasiun pengisian bahan bakar umum).
Dua hari setelah Presiden Barack Obama menuding "spekulan" minyak karena menaikkan harga bensin, Departemen Kehakiman mengatakan akan membentuk gugus tugas untuk mengatasi penipuan.
Konsumen AS merasakan kenaikan harga minyak lebih dari delapan persen bulan lalu dan harga per galon rata-rata 35 persen lebih tinggi dari rata-rata harga setahun yang lalu.
Dalam sebuah memo, Jaksa Agung Eric Holder mengatakan pasar mempunyai alasan sah untuk menaikkan harga bensin, tetapi mendesak tindakan cepat untuk membongkar praktik-praktik ilegal lain yang ditemukan.
"Kami akan memantau pasar minyak dan gas untuk waspadai setiap kesalahan supaya konsumen yakin mereka tidak membayar harga lebih tinggi yang diakibatkan aktivitas ilegal."
Pada Selasa, Presiden Obama berusaha untuk menggaungkan kegelisahan rakyat akan meningkatnya biaya -- yang membebani risiko pemulihan AS dan bisa mengurangi harapan terpilihnya kembali dia pada 2012.
"Memang benar bahwa banyak pendorong harga minyak sampai saat ini adalah bukan karena kurangnya pasokan. Ada cukup pasokan. Ada cukup minyak di luar sana untuk memenuhi permintaan dunia," kata Obama pada ajang kampanye tidak jauh dari Washington.
"Masalahnya," kata Obama, "penjualan minyak di pasar dunia dipengaruhi spekulan dan berbagai taruhan, dan mereka berkata, `Tahu apa kamu?`, kami kira kemungkinannya 20 persen kejadian di Timur Tengah mengganggu pasokan minyak," katanya.
Selain menyelidiki harga eceran, kelompok (gugus tugas) akan melihat ke dalam pasar komoditas, meneliti peran spekulan dan pedagang indeks di pasar minyak berjangka, demikian AFP melaporkan. (A026/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011