Pekanbaru (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning (Unilak), Wahyu Yudhistira Nugraha, masuk lima besar internasional lomba arsitektur yang digelar Lembaga Planing and Visual Education Partnership (PAVE).
Torehan prestasi Wahyu Yudhistira di posisi lima besar tersebut, diumumkan di laman resmi paveglobal.org, yang diikuti oleh 40 universitas di dunia dari 14 negara.
"Wahyu berhasil mengharumkan nama Unilak, Riau dan Indonesia di tingkat internasional. Pencapaian ini prestasi yang membanggakan. Wahyu memang mahasiswa berprestasi, sejak SMK dia sudah terlihat memiliki bakat," kata Rektor Unilak Dr Junaidi M.Hum kepada pers di Pekanbaru, Senin.
Baca juga: Tiga perguruan tinggi di Riau dapat hibah Merdeka Belajar Kemendikbud
Junaidi berharap prestasi ini memotivasi mahasiswa Unilak lainnya untuk berprestasi. Unilak mendukung penuh prestasi mahasiswa. Pihaknya mendorong putra putri yang memiliki bakat atau yang menyukai desain, menggambar, dan arsitektur untuk dapat melanjutkan kuliah di Prodi Arsitektur Unilak.
Sementara itu, laman resmi di paveglobal.org, menuliskan sebagai pemenang top lima besar, yaitu Erix Chen dari California State University, Meshal Hydrose dari New Delhi, Ryan Ross dari Bellevue College Washington, Sarai Maman dari Fashion Institute and Technology New York, dan Wahyu Yudhistira Nugraha Prodi Architecture Unilak Pekanbaru dengan judul karya Symbio.
Wahyu menyebutkan symbio itu saya ambil dari kata simbiosis mutualisme yang artinya interaksi antar-makhluk hidup yang saling menguntungkan.
Dalam desain ini makhluk hidup yang dimaksud ada 3, yakni penjual-pembeli-dan komunitas. Jadi, judul proyek ini symbio, karena arsitektur ini mewadahi terjadinya interaksi yang saling menguntungkan antara penjual-pembeli-komunitas.
"Tema sayembara arsitektur tahun 2021 ini adalah meet the street. Tahun ini menjadi edisi ke-27 penyelenggaraan, kegiatan ini rutin tahunan dan tema berbeda setiap tahunnya," ucapnya.
Baca juga: Unilak Pekanbaru dan universitas Malaysia teliti minyak sawit
Baca juga: Menteri LHK beri izin Unilak kelola hutan untuk pendidikan
Tema meetthe street merancang sebuah arsitektur dengan intervensi/ide skala kecil yang digabungkan dalam situasi berorientasi komunitas (lokasi dapat ditempatkan seperti di trotoar, jalan, plaza, ruang publik).
"Awalnya saya mencoba ikut dan modal nekat saja, dan juara. Saya suka arsitektur, ada bakat juga, dan berlatih serta kerja keras," ujar Alumni SMK 2 Dumai itu.
Berdasarkan data di situs paveglobal.org, kompetisi tahunan ini ditujukan untuk mahasiswa yang terlibat dalam perencanaan ritel, desain interior, arsitektur, visual merchandising, branding, dan program serupa. Kompetisi konseptual ini didasarkan pada bagaimana menciptakan komunitas melalui desain.
Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021