Jakarta (ANTARA News) - American Hardwood Export Council (AHEC) kembali menggelar "Indonesia Furniture Design Competition". Tema yang diambil untuk tahun ini adalah "Wooden Coffee Table."

Ajang kompetisi desain furnitur itu digelar untuk kedua kalinya. John Chan, ketua AHEC, mengatakan ada peningkatan jumlah peserta tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Peserta kompetisi berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Banda Aceh hingga Palu.

"Tahun ini diikuti oleh hampir 400 karya, ada 379 karya," kata Chan saat jumpa pers di Four Seasons Hotel, Kuningan, Jakarta, Kamis (21/40.

Chan mengatakan kompetisi ini dgelar untuk meningkatkan minat para desainer furnitur kayu hardwood di Indonesia untuk mendesain sekaligus memproduksi secara inovatif agar mampu menghadapi tantangan dan persaingan global yang semakin ketat.

Dari 379 karya itu kemudian dipilih 15 finalis. Setelah menyeleksi dengan ketat akhirnya dewan juri mengumumkan para pemenang sebagai berikut:

1. The Most Innovative dimenangkan oleh Adi Santoso dengan karya berjudul Sisir Coffee Table
2. The Most Ergonomic dimenangkan oleh Ajie Bayu Bawono dengan karya berjudul The Sputnik
3. The Most Individual dimenangkan oleh Suskaryanto dengan karya berjudul Kawung Coffee Table
4. The Best Overall dimenangkan oleh Devi Khoirudin dengan karya berjudul Kiro-Kiro
5. The Best Student dimenangkan oleh Devi dengan karya berjudul Linked Table

Kiro-Kiro merupakan coffee table berbentuk persegi panjang dengan ornamen tanaman pada bagian tengah meja. Konsepnya menyediakan udara bersih dengan menempatkan tanaman tertentu di bagian tengah meja sebagai penghasil oksigen, karbon dioksida dan nutrisi lainnya diserap melalui daun mereka.

Hal ini memberikan efek positif bagi kesehatan dan memberi manfaat lingkunganmemanjakanmata dengan warna hijaunya serta udara segar yang sangat diperlukan setelah seharian di kantor.

Lea Aviliani Aziz, profesional desainer interior dan Perhimpunan Interior Indonesia, yang bertindak sebagai ketua dewan juri mengatakan empat kriteria penilaian utama yang dijadikan pertimbangan dalam IFDC mencakup kreatifitas, originalitas, fungsi dan mudah dipasarkan.

Juri-juri lain adalah Michael Buckey dari World Hardwoods, Reffrajaya Hariadi dari Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Dwight Kiswandono dari Pendidikan Industri Kayu (PIKA), Gregorius Supie Yolodi seorang arsitek profesional dan Priyo Pratomo dari Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO).

(ENY/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011