Jakarta (ANTARA News) - Perangkat Apple dapat melacak lokasi dan menyimpan data tentang keberadaan pemiliknya tanpa diketahui, menurut laporan yang di-posting ke sebuah laman bernama iPhone Tracker.
Pengawasan tidak sah tersebut dimulai pada Juni 2010, ketika sistem operasi mobile Apple dirilis, menurut dua peneliti yang mengaku menemukan file pelacakan tersembunyi dan mem-posting temuannya sebagai bentuk kepedulian terhadap pengguna.
Apple tidak menanggapi tuduhan itu, kata CNN yang melansir laporan dari dua peneliti tersebut.
Dua peneliti itu telah mempublikasikan secara online sebuah program yang memungkinkan setiap pengguna iPhone melihat peta keberadaan mereka dari waktu ke waktu yang telah tersimpan tanpa sepengetahuan mereka.
Pengembang program itu, tercantum bernama Alasdair Allan dan Pete Warden. Keduanya mengatakan bahwa data mengenai pengguna tersebut otomatis tersimpan dalam iPhone atau iPad 3G dan komputer yang telah disinkronisasi dengan dua perangkat buatan Apple itu.
Tidak ada bukti, dan kedua peneliti mengatakan bahwa data itu juga ditransmisikan ke Apple setelah terkumpul.
ANTARA News yang menelusuri laman iPhone Tracker menemukan bahwa Allan dan Pete telah menyediakan aplikasi open source yang dapat diunduh oleh pengguna iPhone untuk melacak file tersembunyi yang berisi rekaman keberadaan (lokasi) pengguna.
Jika file itu ditemukan, pengguna dapat melihat riwayat lokasi yang pernah ia kunjungi yang ditampilkan dalam peta. Riwayat lokasi itu tersimpan secara otomatis tanpa diketahui pengguna dan inilah alasan bahwa Apple telah dituduh memata-matai penggunanya.
Mengapa Apple mengumpulkan informasi itu?, tulis Allan dan Pete.
"Tidak jelas. Satu dugaan mungkin mereka memiliki fitur baru yang membutuhkan sejarah lokasi anda, tapi ini murni spekulasi. Faktanya bahwa data itu ditranfer melalui perangkat ketika anda restore dan bermigrasi adalah bukti data terkumpul tanpa disengaja."
Apakah Apple menyimpan informasi itu di tempat lain? "Tidak ada bukti bahwa itu dikirim ke luar perangkat anda atau komputer yang disinkronisasi dengan perangkat," kata Allan dan Pete.
"Masalah yang paling fundamental adalah bahwa Apple mengumpulkan informasi ini semua. Provider ponsel mengumpulkan data serupa hampir pasti sebagai bagian dari operasi mereka, tapi itu tetap berada di belakang firewall mereka. Ini biasanya memerlukan perintah pengadilan untuk bisa mendapatkan akses ke sana." katanya.
Pete merupakan mantan karyawan Apple. Ia bekerja untuk Apple selama lima tahun, dan meninggalkan perusahaan itu tiga tahun lalu dengan cara baik-baik. Ia mengaku tidak punyak kontak dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Apple karena ia sekarang bekerja pada perangkat lunak visualisasi desktop).
"..dan tidak menerima bantuan atau informasi dari orang dalam perusahaan saat meneliti masalah ini. Kami berdua penggemar berat produk Apple, dan tidak mengambil kesenangan dalam mengungkap masalah ini," tulisnya dalam laman iPhone Tracker.
(S026/B010)
Penerjemah: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011