Kairo (ANTARA News) - Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, yang berstatus tahanan atas tuduhan korupsi, kini terbaring sakit di sebuah rumah sakit di Sharm El Sheikh, kota wisata di pesisir Laut Merah, 500 km arah timur Kairo.

Sejak mengundurkan diri pada 11 Februari 2011 setelah 18 hari aksi unjuk rasa hebat anti-pemerintah, Mubarak belum pernah ditemui wartawan, Kamis.

Mubarak baru satu kali muncul di televisi Al Arabiya dua pekan lalu. Itu pun bukan siaran langsung, tapi rekaman video guna menyampaikan pidato bantahan atas tuduhan korupsi yang diarahkan terhadap dia dan keluarganya.

Mantan orang kuat itu bersama dua putranya, Alaa dan Gamal, telah ditahan pada 13 April lalu untuk selama 15 hari guna disidik menyangkut tuduhan korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Alaa dan Gamal kini ditahan di penjara Tarah, sementara Mubarak sejak dua pekan lalu dikabarkan terbaring sakit di sebuah rumah sakit di Sharm El Sheikh.

Media massa setempat melaporkan, di rumah sakit Sharm El Shaeikh yang dijaga ketat aparat keamanan itu, Mubarak hanya ditemani istrinya, Suzanne Thabit, dan seorang perawat asal Filipina.

Nah, di Rumah Sakit Sharm El Sheikh itulah seorang wanita badui berhasil menemui Mubarak untuk menyampaikan simpati dan doanya.

"Saya tidak menyangka bisa menemui (mantan) Presiden Mubarak di Rumah Sakit Sharm El Sheikh," begitu Umi Magidah, menuturkan kisahnya ihwal pertemuanya yang tidak disengaja dengan mantan pemimpin berusia 82 tahun tersebut.

Kepada suratkabar Al Ahram (21/4), Umi Magidah berkisah bahwa awalnya ia tidak berniat bertemu Mubarak, tapi keinginan itu muncul begitu saja saat di Rumah Sakit Sharm El Sheih.

"Ketika naik ke lantai tiga, saya melihat penjagaan ketat oleh aparat keamaman, ternyata di situ tempat dirawat Presiden Mubarak. Lalu saya pun menyampaikan keinginan untuk menengok, menyampaikan simpati, menenangkan hati dan mendoakannya," tutur Magidah.

Seorang petugas keamaman meminta Magidah menunggu sebentar, dan tidak sampai satu menit, petugas itu masuk ke ruang rawat Mubarak dan keluar lagi untuk memberitahu ia siap diterima Mubarak.

"Saya pun masuk dan melihat Presiden Mubarak sedang berbaring di ranjang yang menunjukkan ia sedang sakit, dan bilang, semoga lekas sembuh Bapak Presiden sambil berjabat tangan, beliau dengan suara terbata-bata menjawab terima kasih doanya," tukas Magidah.

Ketika melihat keadaan Mubarak itu, Magidah mengaku menangis tersedu-sedu.

Melihat Magidah menangis, Mubarak pun meraih tangan istrinya, Suzanne -- yang duduk di sisi ranjang -- dan bangun sejenak untuk menyalami Magidah. Melihat Majidah menangis tersedu-sedu, Suzanne pun menenangkannya.

Magidah mengatakan ia berada di dalam kamar perawatan Mubarak itu sekitar lima menit. "Saat di dalam, di kamar itu hanya ada empat orang, yaitu saya, presiden, ibu Suzanne dan seorang pengawal berdiri diam di sisi ranjang," katanya.

Di akhir pertemuan, Magidah mendoakan lagi semoga cepat sembuh, dan Mubarak menjawan, terima kasih dan Alhamdulillah atas doa dan ziarah tamu istimewanya.

"Saya pun menyalami Presiden Mubarak dan mencium kepalanya, seolah-olah saya mencium ayah sendiri yang sedang sakit," kata Magidah.
(T.M043/S019)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011