Yogyakarta (ANTARA News) - Yogyakarta diperkirakan dijadikan salah satu pasar bagi peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang oleh jaringan internasional, sehingga pengawasan dan pengamanan perlu lebih diperketat, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Kemungkinan itu (Yogyakarta dijadikan salah satu pasar gelap peredaran narkoba) ada, karena aparat keamanan telah lebih dari satu kali menggagalkan penyelundupan barang haram tersebut melalui Bandara Adisutjipto," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, Bandara Adisutjipto menjadi area transit kelas internasional yang memungkinkan terjadinya penyelundupan narkoba. Penyelundupan terjadi tidak hanya sekali dan berada dalam konteks internasional.
"Penyelundupan narkoba sangat mungkin terjadi, karena Bandara Adisutjipto merupakan bandara internasional. Hal itu merupakan konsekuensi, sehingga pengawasan dan pengamanan di Bandara Adisutjipto perlu ditingkatkan," katanya.
Ia mengatakan penyelundupan narkoba melalui Bandara Adisutjipto diharapkan dapat diantisipasi dengan pengawasan dan pengamanan yang ketat. Apalagi, Yogyakarta merupakan tempat transit menuju Surabaya, Jakarta, dan Bali.
"Kami juga minta aparat keamanan terutama intelijen untuk berperan lebih banyak khususnya dalam mengantisipasi peredaran gelap narkoba, karena modus penyelundupan semakin beragam," katanya.
Menurut dia, penyelundupan narkoba tidak akan memperburuk citra Yogyakarta karena kasus tersebut juga terjadi di seluruh dunia.
"Kasus itu tidak akan mempengaruhi citra Yogyakarta karena juga terjadi di seluruh dunia. Namun, aparat keamanan perlu meningkatkan pengawasan dan pengamanan agar kasus penyelundupan dan peredaran narkoba secara gelap dapat diantisipasi," katanya.
(B015*H010/M008)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011