Yogyakarta (ANTARA News) - Perempuan harus mampu mempertahankan jati dirinya sehingga tidak kehilangan sifat kelembutan pada saat menjadi pemimpin, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Jika menjadi seorang pemimpin, perempuan tidak perlu meniru perilaku seperti laki-laki," katanya pada peringatan Hari Kartini 2011 Tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, perjuangan kaum perempuan masih panjang, bukan untuk menjadi "siapa", tetapi untuk memberikan pilihan. Mau menjadi ibu rumah tangga, manajer, arsitek, menteri atau presiden terserah masing-masing.

"Perempuan harus mampu menemukan jati dirinya sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kegiatan yang bermanfaat," katanya.

Ia mengatakan, Kartini telah menulis sejarahnya sendiri. Sejarah yang didasarkan atas pengalaman, perasaan, pandangan, dan pendapatnya mengenai berbagai masalah yang menyangkut bangsanya, khususnya kaum perempuan pada masa itu.

"Surat-surat Kartini memperlihatkan jelas di mana dia berdiri dan berpihak. Hal itu terbaca dari pandangan tentang dunia yang lebih adil bagi perempuan," katanya.

Menurut dia, Kartini dengan berani mempertanyakan ajaran agama-agama besar tentang posisi perempuan, selain ketertindasan rakyat di negeri jajahan Belanda.(*)

B015*H010/Z003

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011