Batam (ANTARA) - Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI pada masa damai terus mengembangkan perannya sebagai "point of contact" keamanan maritim nasional melakukan berbagai pertemuan tatap muka dan virtual dengan berbagai instansi serupa di sejumlah negara.
Masa pandemi COVID-19 tidak menghentikan langkah Bakamla RI menjalin kerja sama internasional. Bakamla RI sering melakukan pertemuan secara daring dengan pimpinan institusi serupa yang menghasilkan masukan strategis guna meningkatkan keamanan perairan RI.
Sepanjang tahun 2021, Bakamla RI tercatat melakukan beberapa kali pertemuan virtual dengan institusi serupa sejumlah negara.
Bakamla RI bahkan memimpin pelatihan penegakan hukum bagi "coast guard" bersama 19 negara yang diikuti Australia, Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, Filipina, Hong Kong, India, Jepang, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Republik Rakyat Tiongkok, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Turki, dan Vietnam secara daring pada Oktober 2021.
Tidak heran, Bakamla RI menjadi sektor pemimpin dalam Pilar Capacity Building sejak 2008 pada Forum Heads of Asian Coast Guard Agency Meeting (HACGAM). Untuk itu, Bakamla RI mengumpulkan perwakilan negara-negara anggota HACGAM dalam pelatihan daring.
Baca juga: Bakamla RI dan CMPGC Spanyol sepakat pererat hubungan
Tidak hanya itu, Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia menggelar diskusi daring dengan pimpinan "coast guard" dari lima negara tetangga, yaitu Commandant of Philippine Coast Guard Vice Admiral Leopoldo V Laroya, Commandant of Vietnam Coast Guard Lieutenant General Nguyen Van Son, Deputy Director General of Operation Malaysian Maritime Enforcement Agency Vice Admiral Maritime Kamaruszaman Bin Hj Abu Hassan, Commander of Singapore Police Coast Guard Senior Assistant Commisioner Cheang Keng Keong, dan Commanding Office of Marine Police Royal Brunei Police Force Senior Superintendent Haji Muhammad Azrie.
Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan pertemuan itu sengaja digelar guna mendorong kesamaan cara pandang menghadapi dinamika tantangan keamanan dan keselamatan laut di kawasan karena pada era globalisasi tantangan yang dihadapi lebih kompleks dan tidak dapat diselesaikan sendiri dengan efektif sehingga membutuhkan kerja sama.
Bahkan, pada Jumat (26/11), Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia yang diwakili Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama (Inhuker) Laksda Bakamla I Putu Arya Angga Suardika membuka diskusi meja bundar melalui konferensi video dengan tema "Building Indonesia-Vietnam Maritime Partnership.
"Kerja sama bilateral di bidang kemaritiman terimplementasikan dengan terjalinnya kerja sama antara Bakamla RI dan Vietnam Coast Guard yang ditandai dengan penandatanganan 'letter of intent' (loi) pada 23 AQgustus 2017 tentang peningkatan kerja sama di bidang 'capacity building' dan pertukaran informasi antarkedua lembaga," kata dia.
Ia menyampaikan di tengah suasana pandemi COVID-19, Bakamla RI dan Vietnam Coast Guard tetap melanjutkan implementasi kerja sama di bidang peningkatan kapasitas seperti dilaksanakannya Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) dan Capacity Building for HACGAM.
Lawatan langsung
Saat pandemi mulai mereda pada akhir November 2021, Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia melakukan lawatan ke Turki dan Spanyol untuk mempererat kerja sama keamanan laut dengan dua negara di Eropa.
Pada kunjungannya ke Turki, Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia bertandang ke Turkish Coast Guard, yang disambut langsung Turkish Coast Guard Rear Admiral Asmet Kendir dengan jajar kehormatan.
Baca juga: Bakamla-Australia Border Force kerja sama keamanan laut
Menurut Kepala Bakamla RI bahwa Indonesia dan Turki memiliki hubungan yang harmonis dalam konteks negara, termasuk antar-'coast guard'.
"Hal ini dapat dipahami karena 'coast guard' Indonesia (Bakamla) dan Turki menghadapi tantangan yang sama, memiliki 'choke point' strategis, yaitu Selat Bosphorus di Turki, Selat Malaka, dan Selat Sunda di Indonesia," kata dia.
Institusi penjaga keamanan laut Indonesia dan Turki sama-sama berhadapan dengan tingkat penyelundupan dan angka kecelakaan yang tinggi.
Menurut dia, kesamaan itu menjadi peluang dalam saling berbagi pengalaman guna peningkatan kapasitas.
Kesamaan itu pula yang melandasi kedua pimpinan lembaga bertemu dan menandatangani "agreed minute of meeting" yang berisikan kesepakatan meningkatkan dan saling membina hubungan melalui sejumlah kegiatan peningkatan kapasitas dan berbagi pengetahuan.
Menurut Kepala Bakamla RI, penguatan kerja sama perlu dilakukan antarinstitusi guna menjaga keamanan, terutama di laut. Globalisasi menghilangkan batas virtual negara hingga menyebabkan peningkatan risiko transnasional kejahatan terorganisasi.
Untuk menghadapi ancaman kejahatan terorganisasi, maka dibutuhkan pengetahuan yang luas. Ini bisa didapat melalui berbagi pengalaman antarinstitusi negara.
Usai dari Turki, Kepala Bakamla RI melanjutkan perjalanan ke Madrid, Spanyol. Di Spanyol, Kepala Bakamla RIAan Kurnia disambut hangat Kepala Coastal and Maritime Guarda Civil Major General Guarda Civil Carlos Crespo Romero, yang memperkenalkan pusat komando dan pengendalian (puskodal) yang dimiliki institusinya.
Baca juga: Bakamla RI pimpin latihan penegakan hukum laut bersama 19 negara
Bakamla RI pulang membawa kesepakatan dengan Coastal and Maritime Guarda Civil guna membangun hubungan yang lebih erat dengan bertukar 'point of contact'.
Dua institusi itu sepakat membuka jalan pertukaran informasi terkait keamanan dan keselamatan kapal-kapal Indonesia dan Spanyol yang melintas di perairan kedua negara.
Keduanya sepakat menandatangani nota kesepahamanterkait dengan pembangunan kapasitas dan kepercayaan.
"Capacity building, antara lain melalui kegiatan diklat atau seminar dan 'trust building' melalui pertemuan atau program pertukaran perwira atau personel," kata dia.
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021