Bandarlampung (ANTARA) - Pagelaran wayang kulit dan gamelan Indonesia menjadi sajian pamungkas rangkaian acara ASEAN Week 2021 yang diselenggarakan ASEAN Center Universitas MGIMO sejak 22 November 2021 yang diisi berbagai pertunjukan seni budaya negara-negara ASEAN.

Dalam siaran pers KBRI Moskow yang diterima di Bandarlampung, Ahad, kegiatan tersebut berakhir pada Jumat (26/11) yang dihadiri sekitar 100 mahasiswa dan dosen Universitas MGIMO Moskow.

Wakil Rektor MGIMO bidang Hubungan Internasional, Andrey Baykov, memberikan apresiasi positif atas terselenggaranya ASEAN Week 2021 yang dipastikan dapat memberi pemahaman lebih baik mengenai budaya negara-negara ASEAN di kalangan mahasiswa.

“Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada KBRI Moskow atas partisipasinya dalam kegiatan ini dan kiranya kerja sama dengan MGIMO dapat terus terjalin baik di masa mendatang,” kata dia.

Baca juga: Indonesia meriahkan Minsk International Film Festival Listapad 2021

Baca juga: Buku "The 10 New Bali" Bahasa Rusia diharapkan gaet wisatawan

Mewakili Dubes RI Moskow dalam kegiatan, koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Moskow Nanang Syaiful Fadilah menyampaikan bahwa gamelan dan wayang kulit adalah salah satu dari banyak seni budaya yang "hidup" di Indonesia dan kerap dipagelarkan di kalangan masyarakat Jawa.

“Tiap kali mendengar suara gamelan, hati saya terasa tentram,” ujar Nanang. Sedangkan wayang kulit menjadi kebanggaan Indonesia karena pada 7 November 2003 UNESCO menetapkan sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Direktur ASEAN Center MGIMO Ekaterina Koldunova juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para mahasiswa dari negara ASEAN lain yang telah berpartisipasi pada acara, khususnya kepada KBRI Moskow yang telah bersedia memenuhi undangan pagelaran gamelan dan wayang kulit.

Dalam pagelaran yang berlangsung sekitar 50 menit, sanggar Gamelan Dadali dengan para pemain gamelan yang seluruhnya warga Rusia, memainkan beberapa nomor tembang dan pagelaran singkat Perang Kembang yang mengisahkan pertarungan raksasa melawan ksatria dalam bahasa Jawa.

Usai pertunjukan, dilakukan dialog interaktif dalam bahasa Rusia mengenai sejarah dan komposisi gamelan oleh salah seorang pemain Gamelan Dadali, Julia Ryzhaya, dan cara pembuatan atau karakter tokoh wayang kulit oleh pemain Gamelan Dadali lainnya Ekaterina Makanina. Para peserta juga diberi kesempatan memainkan langsung gamelan dan wayang kulit.

Valeriya, mahasiswi Universitas Negeri Moskow, mengatakan kegembiraan bisa mengenal langsung budaya Indonesia.

“Malam ini sungguh sangat menarik karena saya bisa menyentuh langsung wayang kulit dan gamelan dan memainkannya," kata dia.

Nikolay, mahasiswa MGIMO juga menyampaikan hal serupa dan menilai suara gamean sangat unik dan berbeda dengan alat musik konvensional. “Melodi gamelan lebih didasarkan pada ketukan,” katanya.

Dosen Universitas MGIMO, Dr. Viktor Sumsky, menyatakan kegembiraannya karena bisa kembali mendengar suara mendayu-dayu gamelan dan pertunjukan wayang kulit setelah lama tidak ke Indonesia.

“Mungkin suatu hari nanti perlu digelar pertunjukan wayang kulit dan gamelan lengkap di sini, misalnya untuk merayakan ulang tahun MGIMO,” ujar Dr. Sumsky yang juga mantan Direktur ASEAN Center MGIMO.

Selain dari Indonesia, pada penutupan ASEAN Week 2021 juga ditampilkan pertunjukan tari dan lagu dari Vietnam dan Laos oleh para mahasiswa.*

Baca juga: KBRI Moskow upayakan perluas perdagangan ke Belarus

Baca juga: Dubes RI serahkan surat kepercayaan kepada Presiden Belarus

Pewarta: Triono Subagyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021