Surabaya (ANTARA News) - Puluhan orang tua siswa yang mengikuti ujian nasional (UN) tingkat SMA melakukan konsultasi ke Poli Jiwa di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya.
Menurut Direktur RS Jiwa Menur, dr Adi Wirachjanto, sejak menjelang dimulainya UN, ada sekitar 10 sampai 20 orang tua siswa UN yang memeriksakan diri ke Poli Jiwa.
"Mereka kebanyakan mengalami setres karena ikut merasa tegang selama anaknya menghadapi UN," ujarnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu.
Faktor yang memengaruhi, di antaranya adalah ketegangan karena turut memikirkan tingkat keberhasilan dan nasib anaknya dalam menghadapi UN.
Di Poli Jiwa, biasanya pasien yang menjalani rawat jalan terdapat 100 pasien. Namun selama UN yang digelar sejak Senin (18/4), jumlahnya naik 10 hingga 20 persen.
Bahkan, dokter harus melayani pasien yang konsultasi hingga lewat tengah hari. Padahal hari-hari biasa, sebelum pukul 12.00 WIB sudah tidak ada pasien yang datang.
Kendati demikian, tidak ada seorang pun pasien yang harus menjalani rawat inap. Ini karena tingkat gangguan jiwa yang dialami masih dalam taraf ringan dan hanya diberi obat jalan.
"Tidak ada yang sampai dirawat inap karena tingkatan masih ringan. Biasanya pasien yang tingkatannya sudah parah hingga mengganggu lingkungan di sekitarnya harus dirawat inap," kata Mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Jawa Timur tersebut.
Pihaknya juga mengungkapkan, biasanya tingkat depresi orang tua siswa peserta UN berkurang setelah menjalani konsultasi. Pasalnya, mereka bisa mengeluarkan "uneg-uneg" dan masalah yang selama ini membebani pikiran.
"Mereka sebenarnya butuh curhat karena ikut merasa tertekan selama anaknya mengikuti ujian nasional," papar pria yang juga pernah menjabat sebagai Direktur RS Kusta Kediri itu.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengabaikan setres atau depresi ringan. Kalau tidak segera ditangani, maka bisa bertambah parah hingga mengalami depresi berat, bahkan menderita psikotik atau gangguan jiwa hingga yang mengharuskan pasien menjalani rawat inap.(*)
(L.KR-MSW*M038/I007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011