Kuala Lumpur (ANTARA News) - Enam siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) diterima sebagai mahasiswa di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, setelah mereka berhasil lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan universitas tersebut.
"Para siswa mengirimkan catatan akademiknya ke universitas tersebut, dan selanjutnya telah dipanggil dan diwawancarai serta mengikuti proses seleksi. Ternyata mereka dinyatakan diterima sebagai mahasiswa di sana," kata Kepala Sekolah SIK, Elslee Y A Sheyoputri di Kuala Lumpur, Rabu.
Saat ini, lanjut dia, siswa tersebut sedang mengikuti ujian nasional (UN) dan jika dia lulus tentunya dia sudah bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri Malaysia tersebut.
"Mereka adalah siswa SIK yang memiliki catatan akademik bagus. Tentunya, mereka juga bisa melewati ujian nasional dengan hasil yang memuaskan," kata Elslee.
Sementara itu, 34 siswa SIK tingkat SMA yang mengikuti UN semuanya dapat mengikutinya dengan baik dan tampak tekun mengisi lembar jawaban yang disiapkan. Mereka telah mengikuti UN ini sejak hari Senin hingga Kamis, besok dan dilanjutkan dengan ujian tingkat sekolah hingga Sabtu.
Elslee optimis para siswa SIK bisa ikuti UN dengan baik dan hasilnya lebih memuaskan dengan pelaksanaan tahun lalu. "Kalau tahun lalu, 94 persen peserta yang lulus, sekarang targetnya 100 persen," kata Kepala Sekolah yang senantiasa menyapa para muridnya diawali dengan kata "Ya anakku Sayang".
Pelaksanaan UN di SIK juga tak lepas dari perhatian pejabat di lingkungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur yang diwujudkan dengan kehadiran Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia Mulya Wirana dan Atase Pendidikan, Rusdi MA memantau langsung ke ruang kelas yang menjadi tempat pelaksanaan UN di sekolah tersebut.
Saat mengunjungi ruang kelas, Wakil Dubes Mulya Wirana berpesan kepada para murid untuk mengisi lembar jawaban UN dengan baik dan tetap tenang serta berharap mereka bisa mengikuti hingga akhir pelaksanaan UN.
Ketika ditanya oleh wakil Dubes, "Bagaimana anak-anak, apakah bisa mengisi jawaban dengan benar?", spontan mereka menjawab, "Bisa".
Sementara itu, kedatangan pejabat KBRI tersebut selain memantau UN juga melihat perkembangan pelaksanaan pembangunan kelas baru di SIK yang dalam perencanaannya sudah selesai pada bulan November tahun ini.
Wirana mengatakan penambahan kelas baru tersebut sejalan dengan terus meningkatnya permintaan masyarakat Indonesia yang berada di Kuala Lumpur untuk bisa bersekolah di sana.
"Kita berharap pembangunan ini bisa selesai tepat waktu yaitu November tahun ini. Bahkan bisa lebih cepat sehingga ruang kelas baru tersebut bisa dipergunakan untuk tahun ajaran baru nanti," ungkapnya.
Dikatakannya anggaran pembangunan tersebut sudah tersedia sekitar Rp12 miliar dengan rincian Rp10 miliar untuk pembangunan fisik bangunan dan Rp2 miliar untuk aneka perlengkapan di antaranya untuk barang-barang furniture.
"Jadi dengan segala persiapan yang telah ada, maka sesuai komitmen, pembangunan ruang kelas baru yang sebanyak delapan unit ini dapat selesai tahun ini," tegasnya.(*)
(T.N004/A041)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011