Manajer Humas PT KAI Daop II Kuswardoyo mengatakan sejumlah kereta yang sempat tertahan itu mulai berjalan secara bergiliran. Titik genangan banjir di rel kereta itu berlokasi di antara Stasiun Cimekar dan Stasiun Haurpugur.
"Dinyatakan bisa dilewati kembali dengan kecepatan terbatas,hanya 5 kilometer per jam, mulai pada pukul 20.33 WIB," kata Kuswardoyo di Bandung, Jawa Barat.
Menurutnya sejumlah KA tersebut tertahan dan tidak dapat melalui rel kereta yang ada kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, itu sejak sekitar pukul 16.00 WIB. Sehingga sejumlah KA sempat tertahan selama 4,5 jam.
Akibatnya, kata dia, ada sejumlah keterlambatan perjalanan bagi kedatangan maupun keberangkatan. Meski begitu, ia memastikan petugas PT KAI melakukan penanganan dan pengawasan guna mengantisipasi bila ada potensi banjir kembali.
Ia menjelaskan kereta yang sempat tertahan itu sebanyak lima kereta lokal KRD Bandung Raya dan enam KA jarak jauh, mulai dari KA Argowilis, KA Turangga, KA Kutojaya Selatan, KA Pasundan, KA Malabar dan KA Lodaya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, Kuswardoyo, atas nama PT KAI menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Menurutnya banjir tersebut diakibatkan salah satu tanggul di Sungai Cikeruh jebol.
"Kondisi yang disebabkan faktor alam ini tentunya sulit untuk diprediksi, apalagi di tengah curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini," kata dia.
Maka dari itu, ia mengajak masyarakat agar bersama-sama menjaga lingkungan guna mengurangi risiko musibah yang timbul diakibatkan faktor alam.
"KAI senantiasa memastikan perjalanan kereta api menjadi perjalanan yang aman, nyaman dan sehat," katanya.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021