Indonesia akan menjadikan isu ketidakseimbangan dalam pemulihan kesehatan, akses terhadap vaksin, dan pemulihan ekonomi global sebagai isu prioritasJakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan hasil kerja sama nyata dalam penyelenggaraan Presidensi G20 tahun 2022 agar mampu menyelesaikan situasi tidak seimbang yang terjadi di dunia pascapandemi COVID-19.
Pembahasan isu dalam Presidensi G20 akan dibagi ke dalam dua bagian, yakni finance track yang membahas isu keuangan dan sherpa track yang membahas isu non keuangan atau sektor riil.
Untuk mendukung proses forum G20, Presidensi G20 Indonesia akan mensinergikan kementerian dan lembaga yang bertanggung jawab sebagai focal point untuk masing-masing Working Group dan Engagement Group.
Presidensi G20 2022 akan dihelat secara resmi pada 1 Desember 2021 dan berlangsung hingga 30 Oktober 2022, yang akan diisi 150 pertemuan yang diperkirakan akan dihadiri oleh 20.988 delegasi dari seluruh negara G20 dan negara undangan.
Ia berpendapat Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 dianggap memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia, salah satu yang akan didapatkan oleh Indonesia ketika menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 adalah kesempatan untuk menentukan agenda pembahasan G20.
“Indonesia sebagai perwakilan dari negara berkembang akan mendorong keseimbangan isu-isu negara maju dan berkembang dalam pembahasan isu strategis KTT G20,” tutup Airlangga.
Baca juga: Luhut ingin ada peningkatan peran Indonesia melalui KTT G20
Baca juga: Kominfo ajak kolaborasi untuk promosikan Presidensi G20
Baca juga: Jurnalis berperan aktif sukseskan Presidensi G20 Indonesia
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021